Daerah

Apresiasi Rencana Pendirian Pabrik Soda Ash Pertama di Indonesia, Winardi Ingatkan Komitmen Pemberdayaan Tenaga Kerja dan Pengusaha Lokal

Fitriwahyuningsih — Kaltim Today 17 Juni 2025 10:08
Apresiasi Rencana Pendirian Pabrik Soda Ash Pertama di Indonesia, Winardi Ingatkan Komitmen Pemberdayaan Tenaga Kerja dan Pengusaha Lokal
Wakil Ketua Komisi B DPRD Bontang, Winardi.

Kaltimtoday.co, Bontang - Wakil Ketua Komisi B DPRD Bontang, Winardi, mengapresiasi kehadiran pabrik soda ash yang bila tak ada aral, bakal memulai groundreaking pada 2026 mendatang. Kendati begitu, ia berharap agar perusahaan memberi ruang yang cukup terbuka dan transparan bagi warga lokal, baik dari sisi penerimaan tenaga kerja maupun dalam pemberdayaan pengusaha lokal Bontang. 

Winardi bilang, pihaknya mengapresiasi kehadiran pabrik soda ash yang diinisiasi PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). Menurutnya, keberadaan pabrik soda ash bakal jadi kebanggan seluruh warga kota, sebab ini kali pertama pabrik soda ash didirikan di Indonesia. Dan momen historikal itu akan bermula di Bontang.

"Saya sudah baca-baca, ini pabrik soda ash pertama yang dibangun di Indonesia. Tentunya sebagai warga Bontang, kita merasa terhormat dan cukup berbangga untuk itu," kata Winardi usai mengikuti rapat komisi gabungan yang mendundang perwakilan sejumlah perusahaan dan Aliansi Pengusaha Bontang (APB) di Sekretariat DPRD Bontang, Senin (16/6/2025) siang. 

Winardi berharap, proses pembangunan pabrik berjalan lancar. Dia pun mengajak seluruh warga kota, tanpa terkecuali, ikut mendukung keberadaan pabrik soda ash ini. Sebab, bila semuanya berjalan lancar; mulai proses perizinan, pembangunan, hingga kelak pabrik beroperasi, ini bisa jadi preseden baik bagi calon investor lainnya. Sebab Bontang dinilai kondusif, iklim investasinya ramah, yang juntrungnya, mendorong lebih banyak investor datang dan menanamkan sahamnya di kota ini. 

"Pada prinsipnya, kan, Bontang ini kota yang ramah investasi. Jadi mari kita tunjukkan itu, kita dukung ketika ada investasi masuk. Dari mana pun itu datangnya, kita sambut dengan ramah," ujarnya.

Kendati mendukung keberadaan pabrik soda ash, Winardi berharap perusahaan berkomitmen memberdayakan tenaga kerja lokal, minimal 75 persen. Ini sebagaimana tertuang dalam Perda Nomor 10 tahun 2018 tentang rekrutmen dan penempatan tenaga kerja, yang secara sederhana isinya menyebut perusahaan mesti mengakomodir minimal 75 persen tenaga kerja lokal, dan 25 persen sisanya boleh dari luar Bontang.

"Perusahaan mesti akomodir itu pekerja lokal, minimal 75 persen. Itu tidak bisa diganggu gugat karena sudah amanat Perda kita," tegas politikus muda PDIP itu.

Selain itu, pria yang akrab disapa Awin ini menekankan, perusahaan pun harus membuka ruang bagi pengusaha atau kontraktor lokal terlibat dalam pembangunan soda ash. Keterlibatan ini, kata dia, karena pengusaha lokal juga punya kapasitas melakukan pengerjaan. Buktinya, mereka pernah terlibat dalam pengerjaan sejumlah proyek besar, baik dalam maupun luar kota. Kelebihan lain, kontraktor Bontang tentu memiliki pengetahuan lokal lebih baik; seperti kondisi geografis, budaya kerja, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat setempat. Dan tak kalah penting, melibatkan pengusaha lokal sejatinya bagian dari etika bisnis. 

"Mestinya dibuka juga ruang seluas-luasnya bagi mereka (pengusaha lokal) untuk terlibat. Dengan catatan, mereka tentu harus punya kapasitas dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Makanya perusahaan juga harus fair dan transparan, silahkan pengusaha itu semua berkompetisi secara sehat," tandasnya. 

[RWT] 



Berita Lainnya