Opini
Belajar dari Keterpurukan Ekonomi di Masa Pandemi, Milenial Perlu Miliki Bekal Kepribadian Multikultural
Oleh: Shiba Syahidah (Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Mulawarman)
Sejak diumumkan kasus Covid-19 pertama pada Maret 2020, jumlah kasus harian dilaporkan terus bertambah sepanjang 2020 hingga 2021. Pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah membuat perekonomian tidak beroperasi secara maksimal karena sebagian usaha harus ditutup dan sebagian pekerja terpaksa dirumahkan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 5 Mei 2021, tingkat kemiskinan Indonesia sedikit turun dari 10,19% pada September 2020 menjadi 10,14% pada Maret 2021. Tetapi angka ini masih lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi (9,22% pada September 2019). Dengan begitu, kondisi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini belum pulih sepenuhnya seperti masa-masa sebelum pandemi.
Kemiskinan yang bertambah tentu tidak boleh dibiarkan semakin meningkat. Kemiskinan dapat menyebabkan potensi krisis ekonomi yang lebih besar, Sehingga perlu adanya strategi, tindakan pencegahan agar hal tersebut tidak terjadi. Strategi yang umum dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi krisis ekonomi di era pandemi Covid-19 ini, yaitu dengan coping mechanism seperti menjual atau menggadaikan barang, mengurangi pengeluaran non makanan, meminjam uang kepada kerabat, mengurangi pengeluaran makanan, dan lain sebagainya.
Melihat hal ini, sangat perlu bagi generasi milenial agar belajar dan mempersiapkan diri untuk masa depan dengan strategi jangka panjang. Salah satunya adalah membekali diri dengan kepribadian multikultural. Apakah ada kaitan antara multikultural dan ekonomi? Tentu saja ada. Kepribadian multikultural berkaitan dengan soft skill yang dimiliki oleh seseorang. Dalam hal ini soft skill yang dimaksud penulis adalah skill untuk bekerja sama dengan orang lain yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Mulai dari etnis, budaya, keyakinan, pendidikan, dan tingkat ekonomi.
Individu dengan kepribadian multikultural adalah individu yang memiliki keberanian dan keterbukaan interaksi dengan individu lain, berempati mempunyai dorongan terhubung dengan semua individu apapun latar belakangnya, berperan dalam konteks budaya, dan mampu bekerja secara baik di berbagai komunitas (J.G.Ponteretto, R.Fitroh).
Di era new normal saat ini, banyak kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi, mulai dari pendidikan, bisnis jual-beli, serta jasa transportasi. Generasi milenial dikenal dengan kemampuannya yang sangat mahir menggunakan teknologi sehingga memiliki peluang yang sangat besar dalam memanfaatkan teknologi untuk kebutuhan ekonomi.
Banyak di kalangan generasi milenial yang memiliki keahlian di bidang teknologi informasi seperti, fotografi, videografi, desain grafis, membuat software aplikasi, menulis, dan lain-lain yang kemudian bisa disebut sebagai hard skill. Namun perlu diingat bahwa, hard skill tidak akan bermanfaat jika soft skill yang dimiliki kurang berkualitas.
Jika seorang individu memiliki hard skill dan soft skill yang mendukung, maka peluang untuk memulai bisnis atau jasa akan sangat besar. Bisnis kuliner, fesyen, kerajinan tangan melalui platform online seperti yang mulai digandrungi di era new normal ini misalnya. Jasa seperti pendidikan pun saat ini tidak lagi mustahil untuk dilakukan melalui youtube, zoom meeting, google meet, instagram, dan media sosial lainnya.
Sehingga di masa depan, generasi milenial tidak lagi hanya berkutat pada pekerjaan formal dan menghabiskan usia hanya untuk menunggu peluang pekerjaan, melainkan menciptakan ruang dan peluang itu sendiri dan lebih siap menghadapi krisis ekonomi yang suatu saat bisa saja terjadi kembali.(*)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna di Kaltim Perkuat Ekonomi Daerah
- BRI Dorong Ekonomi Hijau, Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp764,8 Triliun
- Ekonomi Kalimantan Timur Tumbuh 5,52 Persen di Triwulan III 2024
- J Trust Bank Mampu Melanjutkan Kinerja Positif di Kuartal III 2024
- Transisi Energi Bisa Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen di Masa Pemerintahan Prabowo