Kukar

Belajar Daring Buat Anak Jadi Malas, Anggota DPRD Kukar Minta Ada Sekolah Rujukan Belajar Tatap Muka

Kaltim Today
20 Januari 2021 19:50
Belajar Daring Buat Anak Jadi Malas, Anggota DPRD Kukar Minta Ada Sekolah Rujukan Belajar Tatap Muka
Anggota DPRD Kukar, Ahmad Zulfiansyah. (Supri/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Sejak terjadinya penyebaran Covid-19 di Indonesia medio Maret 2020 lalu. Pemerintah maupun sekolah menerapkan belajar secara dalam jaringan (Daring) kepada siswa-siswi baik itu ditingkatkan SD hingga perguruan tinggi. Tak terasa hampir 1 tahun sistem pembelajaran jarak jauh diberlakukan, sehingga ada dampak psikolog yang dialami anak-anak.

"Dengan ditundanya sekolah dampak psikolog bagi anak anak seperti mereka semakin malas, tidak mau belajar, main HP terus alhasil otaknya buntu," kata Anggota DPRD Kukar, Ahmad Zulfiansyah.

Sebagai orang tua, lanjut Zul sapaan akrabnya, sangat merasakan sekali dampak tersebut. Karena harus mengajari anak-anak belajar bahkan orang tua yang menyelesaikan PR. Jika ini terus dilakukan maka perkembangan anak didik tidak meningkat tetapi semakin menurun.

"Pemerintah Kabupaten harus bijak juga dalam hal ini, jika perlu harus ada satu sekolah dijadikan percontohan untuk belajar tatap muka," ujar anggota komisi III.

Pemkab harus mencari sekolah yang memiliki prosedur tetap (Protap) ketat terkait penerapan protokol kesehatan (Prokes). Misalnya di SMPN 01 Tenggarong, lanjut Zul, bangunannya sudah mendukung ditambah lagi dengan adanya 27 lokal yang nanti bisa dibuat per klaster.

Namun, dengan catatan harus memantuhi prokes seperti mengunakan Alat Perlindungan Diri (APD), memakai masker membawa hanzsanitezer, anak-anak membawa makan sendiri. Selanjutnya pemerintah ataupun sekolah harus menyediakan tes swab ketika siswa masuk sekolah. Satu bulan kemudian, semua siswa dan guru di swab kembali dan hasilnya bagaimana, jika negatif berarti tidak ada penyebaran Covid-19 di area sekolah.

"Ini sebagai percontohan untuk sekolah- sekolah lainnya dengan protokol yang ketat," harapnya.

Selain itu, tim Gugus Tugas Covid-19 turut mendampingi dan memantau siswa terkait penerapan prokersnya. bagaimana penerapan prokes selama proses belajar tatap muka tersebut.

"Cobalah salah satu sekolah jadi rujukan, kalau kami menyarankan di SMPN 1 karena fasilitasnya lengkap," tutupnya.

[SUP | TOS]

 



Berita Lainnya