Samarinda

Bisa Kurangi Sampah Organik, Dilarikan Kemana Limbah Sisa Eco Enzyme?

Kaltim Today
14 Juni 2021 15:01
Bisa Kurangi Sampah Organik, Dilarikan Kemana Limbah Sisa Eco Enzyme?

Kaltimtoday.co, Samarinda - Proses pembuatan cairan disinfeksi alami Eco Enzyme dilakukan dengan memanfaatkan limbah organik dari sisa sayur dan buah yang dikonsumsi masyarakat.

Limbah seperti kulit buah, dan sisa batang sayur-sayur yang tidak dikonsumsim direndam dengan air gula selama beberapa bulan untuk difermentasi. Hasilnya, setelah 3 bulan cairan tersebut sudah menjadi Eco Enzyme yang memiliki segudang manfaat.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda meyakini, pembuatan Eco Enzyme jika dikembangkan secara masif akan mampu mengurangi jumlah sampah organik yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Tapi, muncul pertanyaan, Eco Enzyme yang menggunakan sayur dan buah sisa tentunya juga memiliki limbah sisa. Lantas dikemanakan sisanya?

“Gampang, dikubur saja. Itu kan semua bahannya organik, dikubur tidak akan merusak tanah,” tegas Kepala DLH Samarinda, Nurrahmani.

Mengubur ampas dari fermentasi Eco Enzyme disebutkannya bisa menjadi pupuk otomatis bagi tanah yang bakal ditanami tanaman.

Karena cairan Eco Enzyme yang sudah dibuat juga sebenarnya bisa menjadi pupuk sekaligus pestisida alami bagi tanaman.

“Konsepnya seperti pupuk kompos. Cuma saya pikir ini lebih mudah, tinggal dikubur saja sisa buah yang sudah difermetasi itu,” lanjutnya.

Perempuan yang kerap disapa Yama ini melanjuktkan, pihaknya sangat tertarik mengembangkan ide yang awalnya digagas sejumlah komunitas di Samarinda.

Berkaitan dengan pengurangan sampah di Samarinda, pihaknya meyakini bahwa pemanfaatkan kulit, atau buah dan sayur sisa ini bisa mengurangi jumlah sampah.

“Asalkan buah atau sayur yang dipakai tidak busuk, masih dalam kondisi segar. Itu bisa jadi Eco Enzyme,” tutupnya.

[KA | NON | ADV DLH SAMARINDA]



Berita Lainnya