Advertorial

BPSDM Kalimantan Timur Adakan Pelatihan Soft Skills untuk Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kesehatan

Kaltim Today
21 Mei 2025 14:38
BPSDM Kalimantan Timur Adakan Pelatihan Soft Skills untuk Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kesehatan
Pelatihan Soft Skills bagi Tenaga Kesehatan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. (Dok. Pemprov Kaltim)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Kalimantan Timur menyelenggarakan Pelatihan Soft Skills bagi Tenaga Kesehatan guna meningkatkan kualitas layanan serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif di instansi pemerintahan daerah.

Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 19–23 Mei 2025 dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang. Para peserta berasal dari berbagai instansi kesehatan di Kalimantan Timur, termasuk Dinas Kesehatan Provinsi, RSUD Abdul Wahab Sjahranie, RSJD Atma Husada Mahakam, serta RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo.

Salah satu narasumber dalam pelatihan ini adalah Fahmy Asa, Pranata Komputer Ahli Muda dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalimantan Timur. Dalam sesi yang digelar Rabu, 21 Mei 2025 di Gedung Kelas A BPSDM Kaltim, Samarinda, Fahmy membawakan materi berjudul Literasi Digital dan Etika di Media Sosial.

Fahmy mengungkapkan bahwa indeks literasi digital Kalimantan Timur pada tahun 2022 mencapai 3,62, sedikit lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berada di angka 3,54. Dari empat pilar literasi digital, digital ethics mencatatkan skor tertinggi yakni 3,90, sedangkan digital safety menjadi yang terendah dengan skor 3,17. Secara nasional, pilar digital safety juga merupakan yang terendah, dengan skor hanya 3,12.

Ia juga menyoroti bahwa masyarakat kini semakin terbiasa menggunakan layanan digital seperti Gojek, Traveloka, dan berbagai media sosial. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap empat pilar literasi digital dari Kementerian Kominfo menjadi semakin relevan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di sektor kesehatan.

Keempat pilar tersebut mencakup:

  1. Digital Skills: Kemampuan mengoperasikan perangkat keras dan lunak TIK serta memahami sistem digital.
  2. Digital Culture: Wawasan kebangsaan saat berinteraksi di dunia digital.
  3. Digital Ethics: Etika berinternet, termasuk kemampuan menyaring informasi sebelum membagikannya.
  4. Digital Safety: Perlindungan data pribadi dan kesadaran terhadap keamanan siber.

Fahmy juga mengingatkan pentingnya berhati-hati dalam menyebarkan informasi di era digital. Penyebaran berita yang cepat seringkali dimanfaatkan untuk menyebarkan hoaks.

"Di dunia kesehatan, etika digital sangat penting. Terapkan prinsip ‘saring sebelum sharing’ untuk mencegah penyebaran informasi palsu. Bila menemukan hoaks, bantu luruskan dengan menyebarkan informasi yang valid dari sumber resmi," ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya mencantumkan sumber referensi dalam konten edukatif dan menggunakan bahasa yang positif serta bebas dari unsur SARA, guna menjaga profesionalisme dan kredibilitas tenaga kesehatan dalam komunikasi digital.

[RWT | ADV DISKOMINFO KALTIM]



Berita Lainnya