Headline
Cari Pemimpin Berkualitas, Castro Usul Ada Konvensi Rakyat di Pilwali Samarinda
Kaltimtoday.co, Samarinda - Momentum pemilihan Wali Kota Samarinda (Pilwali) 2020 menjadi penentu penyelesaian sejumlah masalah yang terjadi di Kota Tepian. Masyarakat harus disodorkan calon wali kota dan wakil wali kota yang tepat. Calon yang mempunyai komitmen dan gagasan terutama untuk masalah banjir.
Pengamat Hukum Unmul Herdiansyah Hamzah menawarkan, satu langkah sebagai upaya menjaring calon yakni dengan konvensi rakyat.
[irp posts="4952" name="Ikut Penjaringan Golkar dan Demokrat, Zairin Setengah Hati Maju Jalur Independen?"]
Menurut Castro sapaan akrabnya, konvensi rakyat didesain untuk merumuskan program sebagai jalan keluar Samarinda dan berbagai persoalan lainnya.
"Setelah program itu kongkrit, baru memilah calon yang tepat," jelasnya.
Partisipasi masyarakat dalam problem Samarinda menjadi penting. Tujuannya, agar semua punya kontribusi dalam membahas masalah bersama lalu membuat alat ukur bagi calon yang tepat untuk mengerjakan program yang telah dirumuskan bersama.
"Jadi calon yang mesti mengikuti program, bukan sebaliknya. Saat ini ada banyak calon sudah muncul sebagaimana yang diberitakan atau diframing media-media," tuturnya.
Baca Juga: Kaltim Bahas Masa Depan Energi Hijau Berkeadilan, Akademisi dan Pejabat Bakal Gelar Diskusi di UnmulLihat postingan ini di InstagramBaca Juga: Jelang Musda Pencalonan Ketua Golkar Samarinda, Andi Satya Siap Penuhi Syarat Maju PilwaliBaca Juga: Soal Kas Daerah Rp1,48 Triliun, Wali Kota Samarinda Bantah Dana Mengendap Tanpa Pemanfaatan
Bagi Castro, logika memunculkan nama calon justru terbalik, masyarakat seolah digiring untuk memilih tokoh-tokoh yang telah malang melintang sebagai pengusaha, birokrat, dan politisi. Alatnya, jajak pendapat yang digagas masyarakat dan media massa.
Cara ini dinilai memiliki sisi positif. Salah satunya, sejak dini menyosialisasikan para tokoh yang bakal bertarung di pilwali. Sisi negatifnya, rakyat seperti dipaksa memilih tokoh yang disuguhkan tanpa sedikit pun mengetahui latar belakang, visi, gagasan, keberpihakan, dan kompetensinya mengelola daerah.
Sementara ada jalan melalui konvensi rakyat. Lewat jalan ini semua perumusan programatik sebagai jalan keluar dibahas bersama. Konvensi rakyat inilah yang nantinya akan dirumuskan oleh media.
[irp posts="4960" name="Polling I: Siapa Pantas Memimpin Samarinda 2020?"]
Secara teknis, pelaksana konvensi rakyat ini adalah majelis rakyat yang berisi persekutuan organisasi maupun individu yang bersepakat.
"Tentu tidak sembarang organisasi dan individu yang boleh menjadi majelis. Mesti ada ukuran menyangkut rekam jejak, komitmen, integritas, dan keberpihakan," tegas Castro.
Castro menyarankan masyarakat tidak memilih orang-orang yang berkaitan dengan elite politik yang dinilai gagal memecahkan masalah dan membangun Samarinda. Detailnya, termasuk kerabat dan tokoh yang berada dalam lingkaran penguasa Samarinda saat ini.
Kata dia, memilih tokoh di lingkaran kekuasaan dan terbukti absen menjalankan amanah rakyat justru akan memperpanjang masalah yang dihadapi Samarinda. Karena itu, mahasiswa, penggerak sosial, tokoh publik, dan akademisi memiliki tanggung jawab untuk mengubah cara pandang pemilih.
“Ada problem dalam cara berpikir masyarakat kita. Itu yang mestinya kita perbaiki. Kita perlu mendorong kesadaran politik masyarakat agar memiliki pilihan-pilihan yang rasional,” pungkasnya.
[JRO | TOS]
Related Posts
- Diduga Tipu IRT Soal Aset Agunan, Empat Pegawai Bank Mandiri Disomasi, Terancam Dipolisikan
- Tahanan Polsek Samarinda Kota Ubah Arah CCTV Sebelum Kabur Lewat Kloset
- Median Jalan Material Keramik di Tiga Ruas Utama Samarinda Diganti Jadi Kanstin, Anggaran Rp5 Miliar
- Kembali Banjir, Layanan Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim Tutup Sementara
- Prakiraan Cuaca Samarinda dan Sekitarnya Hari Ini, Kamis, 23 Oktober 2025









