Advertorial
Ciptakan Lingkungan Hidup Inklusif, Nawadhara Indonesia Beri Ruang Kolaborasi untuk Penyandang Disabilitas dan Perempuan
Kaltimtoday.co, Samarinda - Melalui Festival Green Heart, Nawadhara Indonesia membuat sebuah talkshow kolaborasi untuk penyandang disabilitas dan perempuan, demi menciptakan lingkungan hidup inklusif.
Dalam sesi NAWATALK ke-3, Nawadhara Indonesia menggandeng narasumber seperti Pahrul Raji dari Sahabat Hati Konektor Samarinda, Hanna Pertiwi dari Founder Puan Lestari, dan dimoderatori oleh Irsan.
Festival Green Heart ini diselenggarakan selama dua hari, 12-13 September 2024. Rangkaian kegiatannya di antaranya empat jilid talkshow, launching buku tentang Sungai Karang Mumus, serta buku cerita bergambar tentang hewan dilindungi di Kalimantan.
"Adanya krisis iklim ini tentu berdampak pada kelompok seperti perempuan dan anak berkebutuhan khusus. Kami ingin memberi ruang kolaborasi kepada mereka, menyuarakan keresahannya tanpa memarjinalkan," kata Ketua Nawadhara Indonesia Fatur Rahman Subianto di City Centrum Mall Samarinda.
Menciptakan lingkungan hidup yang inklusif, membutuhkan dorongan serta gerakan dari setiap stakeholder yang terlibat. Bicara anak berkebutuhan khusus, pemerintah setempat juga harus menyediakan fasilitas umum khusus penyandang disabilitas, serta memberikan ruang lebih bagi mereka untuk berekspresi.
"Setiap kegiatan yang ada, kami ingin anak-anak penyandang disabilitas punya ruang interaksi dengan non disabilitas, agar lingkungan inklusif itu bisa tercipta," ujar Pahrul Raji dari Sahabat Hati Konektor Samarinda.
Salah satu kegiatan yang telah dilakukan oleh Sahabat Hati Konektor beberapa waktu lalu, yakni terapi bermain untuk anak penderita kanker. Salah satu manfaat terapi ini adalah anak penderita kanker punya kesempatan mengembangkan motorik halus, menstimulasi kreativitas, dan meningkatkan rasa kepercayaan dirinya.
"Mereka diberikan kesempatan untuk melukis totebag, menggunakan bahan seperti cat, kuas, krayon, dan sebagainya," pungkasnya.
Selain itu, Hanna Pertiwi selaku Founder Puan Lestari, juga mengajak para perempuan untuk mengambil peran terhadap dampak perubahan iklim yang terjadi sekarang.
Menurut Hanna, perempuan harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi, disertai dengan mendapatkan pendidikan yang layak.
"Menghadapi perubahan iklim, para perempuan mulai sekarang bisa belajar untuk menanam sesuatu di rumahnya. Lewat program puan olah hayati,, kami memberikan bibit-bibit cabe, terong, hingga tomat supaya perempuan di Kaltim bisa mengolah tanamannya sendiri, tanpa harus membeli di luar," tutup Hanna.
[RWT | ADV]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Kekurangan Guru di PPU, Proses Belajar Mengajar Terhambat
- DKP PPU Gelar Sosialisasi Hidroponik Sambut Natal dan Tahun Baru
- DKP PPU Rutin Uji Keamanan Pangan untuk Pastikan Produk Aman Konsumsi
- DKP PPU Tingkatkan Pengawasan Pasar Jelang Libur Akhir Tahun
- DKP PPU Pastikan Stok Beras Aman untuk Natal dan Tahun Baru Meski Tanam Terlambat