Advertorial

Cuaca Ekstrem Pengaruhi Hasil Musim Tanam Kedua di PPU, Dispertan Soroti Tantangan Petani

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 09 Oktober 2024 16:54
Cuaca Ekstrem Pengaruhi Hasil Musim Tanam Kedua di PPU, Dispertan Soroti Tantangan Petani
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) PPU, Andi Teraso. (Fauzan/Kaltimtoday)

Kaltimtoday.co, Penajam - Kondisi cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memberikan dampak negatif signifikan terhadap hasil panen pada musim tanam kedua tahun ini. 

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) PPU, Andi Teraso, menyampaikan bahwa perbandingan hasil panen pada musim tanam kedua tidak sebaik musim tanam pertama. 

Hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak menentu, di mana perubahan drastis dari musim kemarau yang terik ke musim hujan yang deras berdampak buruk pada kualitas tanah dan hasil pertanian.

"Pada musim tanam kedua hasilnya tidak terlalu baik jika dibandingkan dengan musim tanam pertama. Ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang kurang mendukung, terutama saat kemarin cuaca panas yang sangat terik," ujar Andi Teraso. 

Panas terik yang berkepanjangan saat musim kemarau mengakibatkan tanaman mengalami stres, dengan tanah yang mengering dan retak. Kondisi tersebut membuat tanaman sulit bertahan dalam fase pertumbuhannya.

Namun, tantangan tidak berhenti di sana. Ketika tiba masa panen, cuaca kembali berubah drastis dengan hujan deras mengguyur wilayah PPU. 

"Pada saat petani mulai panen, hujan deras turun, sehingga mempengaruhi hasil panen. Tanah yang sebelumnya telah melalui musim kemarau yang panjang kemudian terpengaruh oleh hujan," jelas Andi. 

Hujan yang turun dengan intensitas tinggi pada saat yang tidak tepat menyebabkan beberapa lahan pertanian tergenang, mengakibatkan tanaman rusak dan kualitas panen menurun.

Andi menjelaskan bahwa perubahan cuaca yang tidak menentu ini menjadi masalah besar bagi petani, terutama karena periode panen yang seharusnya menjadi masa produktif justru terganggu oleh kondisi cuaca yang ekstrem. 

Pada musim tanam kedua, petani harus berhadapan dengan tanah yang kurang stabil akibat siklus cuaca ekstrem. Setelah mengalami kekeringan panjang, hujan deras menyebabkan erosi pada tanah yang telah kering dan mengeras, membuat nutrisi di dalam tanah sulit terserap oleh tanaman.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU] 

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya