Daerah

Teknologi Jadi Kunci Bangkitkan Petani Muda di Kukar

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 21 Juli 2025 11:33
Teknologi Jadi Kunci Bangkitkan Petani Muda di Kukar
Kebun Bibit Rakyat Desa Margahayu. (Jen/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi salah satu wilayah dengan potensi pertanian terbesar di Kalimantan Timur. Namun, di banyak desa, pekerjaan mengolah sawah mulai ditinggalkan generasi muda. Mayoritas petani kini berusia lanjut, sementara anak-anak mudanya memilih bekerja di perusahaan atau merantau ke kota.

Situasi ini terasa nyata di Desa Margahayu, Kecamatan Loa Kulu. Ketua Gapoktan Margahayu, Sunadi, menyebut makin sedikit anak muda yang mau turun ke sawah. Bahkan, untuk sekadar mencari tenaga tanam padi pun mulai sulit.

“Petani milenial itu sangat minim sekarang. Yang nanam padi kebanyakan sudah lansia. Generasi mudanya lebih pilih kerja di luar,” ujar Sunadi, Minggu (20/7/2025).

Namun, situasi tersebut masih bisa dirubah dengan harapan bahwa sektor pertanian mempunyai peluang emas tersendiri. Salah satu upayanya adalah melalui pendekatan ekonomi dengan omzet yang menjanjikan.

Harapan regenerasi ini datang dari Ketua Petani Milenial, Wahyu Kurnianto, yang menyebutkan sektor ini adalah investasi jangka panjang dengan jaminan nilai ekonomi yang mumpuni jika didalami secara serius.

“Saya petani milenial, omzet saya sekarang sekitar Rp100 juta per bulan dari pertanian, kehutanan, dan perkebunan. Ini membuktikan kalau dikelola serius, pertanian itu sangat potensial,” kata Wahyu.

Untuk mencapai hal tersebut, peran teknologi tidak bisa dihindari. Pemerintah pun memahami jika pemuda yang berminat di sektor ini sangat memerlukan efisiensi waktu dan tenaga agar mau memulai dari sawah.

Oleh karenanya, Bupati Kukar Aulia Rahman Basri, mendorong penggunaan teknologi sebagai poin vital dalam memunculkan regenerasi baru dan meningkatkan produktivitas pertanian.

“Kita pahami sekarang bahwa proses pertanian sudah mulai bergeser dari metode tradisional ke arah mekanisasi. Kita dorong penggunaan drone dan sistem IoT.” Tutur Aulia.

Dari dua sisi ini sudah cukup menjawab harapan Sunadi terkait regenerasi baru di bidang pertanian. Hanya saja, dirinya berharap pemerintah bisa melakukan pemerataan alat pertanian di desanya.

“Di sini luas sawah sekitar 360 hektare. Kami sangat butuh mesin tanam dan mesin panen. Desa lain seperti Bukit Biru sudah ada, kami belum. Pernah ajukan, tapi belum ada realisasi,” ungkapnya.

[RWT]



Berita Lainnya