Daerah

Dongkrak IPM di Bontang, Wali Kota Neni Usulkan Pemkot Akuisisi Universitas Trunajaya 

Fitriwahyuningsih — Kaltim Today 06 Maret 2025 09:39
Dongkrak IPM di Bontang, Wali Kota Neni Usulkan Pemkot Akuisisi Universitas Trunajaya 
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni dan Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris usai mengikuti rapat paripurna di Sekretariat DPRD Bontang. (Fitri Wahyuningsih/Kaltim Today)

Kaltimtoday.co, Bontang - Wali Kota Bontang, Neni Morrniarni mewacanakan akuisisi dan menjadikan Universitas Trunajaya sebagai kampus negeri. Perubahan status ini merupakan upaya untuk mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan memastikan manusia di Bontang berdaya saing.

Neni menjelaskan, ide untuk mengakuisisi Universitas Trunajaya sebenarnya tak lepas dari rencana program kerja pihaknya agar lebih banyak anak-anak Bontang bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Diketahui, salah satu tawaran program Neni-Agus di bidang pendidikan ialah penggratisan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi anak-anak Bontang yang berkuliah di dalam kota.

Universitas Trunajaya diusulkan untuk diakuisisi, karena saat ini kampus tersebut tengah dibekukan Kemenristekdikti. Hal ini buntut persoalan tunggakan gaji tenaga pengajar yang membelit kampus itu dalam beberapa tahun terakhir.

Neni mengatakan, pengurus yayasan pernah menawarkan Rp10 miliar mengakuisisi kampus yang terletak di Jalan Ahmad Yani itu. Namun penawaran itu dilakukan secara pribadi pada dirinya. Neni menilai, angka tersebut tak terlalu besar, dan akan lebih baik bila Pemkot Bontang yang melakukan akuisisi. Bila akuisisi ini kelak benar terealisasi, Universitas Trunjaya bakal jadi kampus negeri pertama di Bontang.

"Kami mengusulkan agar Universitas Trunajaya diambil Pemkot," kata Neni usai mengikuti rapat paripurna di Sekretariat DPRD Bontang, Selasa (5/3/2025) siang.

Selain usulkan akuisisi Universitas Trunajaya dan menjadikannya kampus negeri, Neni bilang ada beberapa skema lain mendukung pendidikan tinggi anak-anak Bontang. Juga ada beasiswa ditawarkan, stimulan dan tuntas, kemudian kerja sama. 

Untuk tuntas dan stimulan ini lebih menyasar anak-anak Bontang yang melanjutkan studi tinggi di luar kota dan pulau. Kemudian kerja sama melibatkan kampus-kampus di Bontang, seperti Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bontang (STTIB), Sekolah Tinggi Teknologi Bontang (STTIB), dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syambul Ma'arif (Stitsyam). 

Skema kerja sama ini, kata Neni, Pemkot akan membayarkan UKT seluruh mahasiswa Bontang di kampus-kampus tersebut. Menurutnya, APBD Bontang masih sangat menyanggupi, ini bila dilihat dari pendapatan tahunan masing-masing kampus. Misal STTIB pendapatan tahunan dari UKT ialah Rp3 miliar, STITEK Rp4 miliar, dan Stitsyam Rp600 juta.

"Kalau dibayarkan semua, tidak ada lagi anak-anak Bontang yang bayar (UKT). Tapi dengan catatan, jangan jadi mahasiswa abadi," sebutnya.

Neni menambahkan, Pemkot memang tidak boleh ragu menggelontorkan APBD selama itu demi kepentingan publik.

"Dibayarkan saja semua, semua, kan, untuk rakyat. Jangan pelit dengan APBD," tandasnya.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya