Advertorial

DPMD Kukar Rapat Penilaian Lomba, Pemenang Bakal Diumumkan pada Apel BBGRM 

Supri Yadha — Kaltim Today 09 Mei 2025 17:52
DPMD Kukar Rapat Penilaian Lomba, Pemenang Bakal Diumumkan pada Apel BBGRM 
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Ekonomi Desa DPMD Kukar, A Riyandi Elvandar.

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Gotong royong bukan hanya warisan budaya, tapi juga aset sosial yang kini tengah diperkuat kembali lewat Lomba Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-22 tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tahun 2025. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar menggelar rapat penetapan pemenang lomba di ruang rapat, pada Kamis (8/5/2025).

Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Ekonomi Desa DPMD Kukar, A Riyandi Elvandar menyebutkan, proses penilaian melibatkan banyak pihak dan dilakukan secara menyeluruh. 

“Kami membentuk tim yang terdiri dari Gugus Tugas Pendekat Kukar Idaman, pendamping desa dan kelurahan, serta Forum LPM tingkat kabupaten,” jelasnya.

Penilaian dilakukan berdasarkan lima indikator utama, yakni bidang kemasyarakatan, ekonomi, sosial budaya, lingkungan, dan kearifan lokal. Proses verifikasi dan validasi data lapangan dilakukan seminggu sebelumnya oleh dua tim yang menyebar ke berbagai wilayah.

“Tim mendapati banyak praktik gotong royong yang mengesankan,” lanjutnya.

Ia mencontohkan, salah satu desa yang masih memegang teguh tradisi gotong royong dalam prosesi pemakaman, termasuk menggelar doa bersama dari hari pertama hingga ketujuh. Di desa lain, warga bahkan patungan untuk membangun rumah layak huni bagi sesama yang kurang mampu, praktik yang mencerminkan solidaritas yang tinggi.

“Insya Allah, pemenang akan diumumkan saat Apel Pencanangan BBGRM di Kecamatan Kota Bangun. Jadwalnya masih diajukan ke Prokopimda untuk ditetapkan,” ujar Riyandi.

Peserta lomba merupakan perwakilan desa dan kelurahan dari masing-masing kecamatan, namun tidak semua kecamatan ikut serta. Beberapa gagal memenuhi syarat administratif, terutama terkait dokumentasi kegiatan.

“Kegiatan gotong royong sebenarnya sudah menjadi budaya masyarakat, tapi banyak desa belum terbiasa membuat laporan tertulis, sehingga ini menjadi tantangan dalam penilaian,” tandasnya.

[RWT | ADV DPMD KUKAR]



Berita Lainnya