Internasional
Fakta-Fakta Kebakaran Terbesar dalam Sejarah Israel yang Hanguskan Ribuan Hektare Lahan

Kaltimtoday.co - Kebakaran hutan hebat kembali melanda Israel dan kali ini disebut-sebut sebagai yang paling parah dalam sejarah negara tersebut. Ribuan hektare hutan terbakar, puluhan orang mengalami luka-luka, dan ribuan lainnya terpaksa mengungsi dari tempat tinggal mereka.
Tragedi ini bukan hanya menyebabkan kerusakan fisik yang luar biasa, tetapi juga memicu status darurat nasional dan membuat pemerintah Israel meminta bantuan internasional. Berikut rangkuman fakta penting dari bencana kebakaran besar yang mengguncang Israel:
1. Api Melalap Hutan Eshtaol, Jalan-Jalan Ditutup
Pusat kebakaran teridentifikasi berada di kawasan Hutan Eshtaol, yang terletak antara Yerusalem dan Tel Aviv. Api menjalar dengan cepat akibat angin kencang, memaksa otoritas setempat menutup sejumlah ruas jalan strategis, termasuk Rute 1 yang merupakan penghubung utama antara dua kota besar tersebut. Jalan-jalan lain seperti Rute 3, 65, 70, dan 85 juga terdampak dan ditutup sementara waktu.
Menurut Komandan Pemadam Kebakaran Wilayah Yerusalem, Shmulik Friedman, peristiwa ini berpotensi menjadi kebakaran paling besar dalam sejarah Israel. Laporan Channel 12 Israel bahkan menyebutkan bahwa kebakaran kali ini melampaui skala bencana serupa di Gunung Carmel tahun 2010.
2. Kerusakan Mencapai Puluhan Ribu Hektare
Berdasarkan data dari Dana Nasional Yahudi, sekitar 24.000 dunam atau setara dengan 24 juta meter persegi lahan terbakar habis. Salah satu kawasan yang terdampak paling parah adalah Canada Park yang hampir seluruh arealnya hangus. Bahkan, lebih dari 100 kendaraan ditinggalkan pemiliknya karena tidak sempat diselamatkan.
Sebanyak 30 orang dilaporkan terluka, termasuk 17 petugas pemadam kebakaran. Rumah Sakit Assaf Harofeh di dekat Yerusalem merawat 10 pasien yang mengalami gangguan pernapasan akibat paparan asap tebal. Situasi ini juga memaksa pemerintah membatalkan rangkaian perayaan Hari Kemerdekaan Israel.
3. Israel Terima Bantuan dari Negara Sahabat
Untuk mengendalikan kobaran api yang makin meluas, pemerintah Israel mengerahkan 15 pesawat pemadam dan meminta bantuan dari negara lain seperti Kroasia, Italia, dan Yunani. Setidaknya delapan pesawat bantuan dikabarkan akan tiba untuk mendukung operasi pemadaman udara.
Namun, angin dengan kecepatan hingga 60 mil per jam menjadi tantangan utama dalam proses pemadaman. Tim pemadam kebakaran memperkirakan waktu paling kritis terjadi antara pukul 16.00 hingga 19.00, saat risiko penyebaran api berada di titik tertinggi.
4. Penyebab Masih Diselidiki, Diduga Akibat Ulah Manusia
Penyelidikan atas penyebab kebakaran masih berlangsung. Namun menurut The Times of Israel, mayoritas kebakaran hutan di negara tersebut selama ini diakibatkan oleh aktivitas manusia — baik karena kelalaian, pembakaran ilegal, maupun faktor lainnya.
Tingkat penyelesaian kasus kebakaran pun masih rendah. Data menunjukkan hanya 9% kasus yang terungkap pada tahun 2022, dan meningkat sedikit menjadi 14% pada 2023.
Jenis vegetasi seperti pohon pinus Eropa yang banyak tumbuh di area terdampak turut memperburuk situasi. Tanaman ini dikenal sangat mudah terbakar karena kandungan resin tinggi serta serasah kering di bawahnya, apalagi di tengah kondisi iklim ekstrem.
Polemik dan Kritik Terhadap Pemerintah
Tragedi ini juga menimbulkan perdebatan dan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Beberapa pihak menyalahkan otoritas keamanan karena dianggap tidak merespons cepat meski sudah ada peringatan dari pihak militer.
Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir, menjadi sorotan karena disebut menghambat proses pengadaan helikopter pemadam, yang seharusnya menjadi alat penting dalam situasi darurat seperti ini.
Minimnya koordinasi antarinstansi dan kurangnya kesiapan infrastruktur darurat memperparah skala bencana. Tanpa langkah preventif yang konkret, kebakaran besar seperti ini bisa kembali terjadi di masa mendatang.
[RWT]
Related Posts
- Pendidikan, Jalan Menuju Perubahan
- 3 Posyandu di Wilayah Hulu Kukar Siap Layani Kesehatan Keluarga
- Transisi Energi di Kalimantan Timur Dinilai Masih Semu, Jurnalis dan Aktivis Desak Perubahan Paradigma
- Berau Raih Penghargaan Nasional atas Kenaikan Signifikan Indeks Reformasi Birokrasi 2024
- DLH PPU Dorong Usulan Bankeu untuk Armada Sampah, Incar Dump Truck dan Konvektor