Daerah

Flyover Air Hitam Retak, Dinas PUPR Samarinda Bongkar Segmen Dinding untuk Kajian Teknis

Kaltim Today
16 Oktober 2025 08:13
Flyover Air Hitam Retak, Dinas PUPR Samarinda Bongkar Segmen Dinding untuk Kajian Teknis
Kondisi terkini Flyover Air Hitam di Jalan A.W. Syahranie yang sedang dilakukan pembongkaran. (Nindi/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda akhirnya menindaklanjuti laporan warga soal retakan di Flyover Air Hitam yang menghubungkan Jalan Juanda dan Jalan A. Wahab Syahranie. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menurunkan tim teknis untuk mengecek kondisi jembatan dan melakukan pembongkaran awal pada segmen dinding yang terdampak.

Pantauan di lapangan, Selasa (14/10/2025), menunjukkan dua pekerja mulai membongkar bagian dinding depan eks Sekretariat DPRD Kaltim. Tahap ini menjadi bagian dari asesmen teknis sebelum dilakukan perbaikan lanjutan.

Kepala UPT Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Samarinda, Hendra Gunawan, mengatakan pembongkaran dilakukan bertahap di dua segmen yang mengalami kerusakan paling terlihat.

“Kita bongkar dulu bagian yang retak sambil melihat apakah perlu penanganan lebih kompleks di bagian oprit. Setelah dibuka, baru bisa dipastikan kondisi struktur di bawahnya,” ujarnya.

Hendra menjelaskan, indikasi awal menunjukkan retakan terjadi akibat penurunan tanah urugan di area oprit, bukan karena gangguan pada struktur utama.

“Sejauh ini kemungkinan besar akibat konsolidasi tanah. Tapi pemeriksaan lebih lanjut tetap dilakukan untuk memastikan tidak ada dampak pada struktur utama flyover,” katanya.

Ia memastikan masyarakat tidak perlu khawatir karena struktur utama flyover masih aman. Bagian yang retak hanya dinding penutup oprit yang berada di luar sistem konstruksi inti.

“Struktur utama tetap aman. Pembongkaran dilakukan per segmen, jadi tidak menutup seluruh akses jalan,” tegasnya.

Proses kajian teknis dan perbaikan awal ditargetkan rampung dalam tiga bulan ke depan. Selama pengerjaan, arus lalu lintas di kawasan tersebut tetap dibuka seperti biasa.

Langkah cepat ini diharapkan dapat menjawab kekhawatiran publik sekaligus memastikan keamanan salah satu infrastruktur vital di Samarinda.

[NKH | TOS]



Berita Lainnya