Politik

Hasil Survei Eletabilitas Prabowo-Gibran Stagnan, Pilpres 2024 Berpotensi Dua Putaran

Network — Kaltim Today 22 Januari 2024 08:42
Hasil Survei Eletabilitas Prabowo-Gibran Stagnan, Pilpres 2024 Berpotensi Dua Putaran
Warga memberikan suaranya dalam simulasi pemungutan suara di Banda Aceh pada 17 Januari 2024, menjelang pemilihan umum yang akan diadakan pada 14 Februari 2024. (Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP/BenarNews)

Kaltimtoday.co, Jakarta - Menjelang Pemilihan Presiden Indonesia bulan depan, survei terbaru mengindikasikan bahwa pemilu kemungkinan akan berlangsung dalam dua putaran. Hal ini disebabkan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan pasangannya Gibran Rakabuming Raka yang gagal meraih lebih dari 50% suara dalam jajak pendapat terbaru.

Menurut survei Poltracking Indonesia yang dilakukan pada 1-7 Januari 2024, elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran stagnan di kisaran 46-47%, dengan angka terbaru menunjukkan 46,7%. "Kenaikan ini masih dalam margin of error 2,9%," ungkap Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yudha.

Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, menurut survei, mengalami kenaikan signifikan menjadi 26,9%, sementara elektabilitas Ganjar Pranowo dan Mahfud MD turun ke 20,6%.

Hanta menyatakan bahwa berdasarkan tren elektabilitas terbaru, peluang satu atau dua putaran pemilu terbuka lebar, dengan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai pesaing potensial Prabowo-Gibran di putaran kedua.

Survei Indikator Politik juga menunjukkan hasil yang serupa, dengan elektabilitas Prabowo-Gibran di angka 45,79%, diikuti oleh Anies-Muhaimin (25,47%) dan Ganjar-Mahfud (22,96%).

"Pemilu presiden mungkin akan membutuhkan dua putaran, jika tren stagnasi dukungan Prabowo-Gibran berlanjut," kata Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia.

Analisis Firman Noor dari BRIN menyoroti bahwa stagnasi dukungan Prabowo-Gibran mungkin disebabkan oleh kampanye monoton dan kurangnya gagasan inovatif.

Di sisi lain, Ujang Komarudin dari Universitas Al Azhar Indonesia mengamati bahwa serangan terhadap isu kode etik dan emosionalitas Prabowo dapat menggerus elektabilitasnya.

Hurriyah, dari Universitas Indonesia, menambahkan bahwa kampanye Prabowo kurang menarik bagi pemilih muda, yang mencakup lebih dari setengah dari total pemilih.

Firman Noor menegaskan bahwa Anies Baswedan menerapkan pendekatan dialogis yang berbeda, yang beresonansi dengan pemilih muda, sementara Ganjar-Mahfud menghadapi tantangan dalam mempertahankan dukungan.

"Jika tren kenaikan dukungan Anies dan Ganjar berlanjut, maka ada kemungkinan besar pemilu akan berlangsung dalam dua putaran," kata Firman.

[TOS | BENARNEWS]



Berita Lainnya