Daerah
Hindari Remaja dari Risiko Seks Bebas, Wali Kota Neni Tekankan Pentingnya Edukasi Reproduksi

Kaltimtoday.co, Bontang - Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, mengapresiasi kegiatan bimbingan pra nikah bagi remaja usia sekolah yang diinisiasi Gerakan Keluarga Sakinah (GKS) Bontang. Dia menilai, selain untuk memperkuat edukasi sejak dini, kegiatan ini penting untuk mengurangi berbagai persoalan sosial di Bontang yang berkaitan dengan remaja.
Wali Kota Neni mengatakan, edukasi pra nikah penting bagi remaja untuk membantu mereka memahami tanggung jawab dalam pernikahan, seperti cara berkomunikasi yang baik, menjaga kesehatan reproduksi, dan membangun keluarga yang sehat. Dengan pengetahuan ini, remaja bisa lebih siap secara mental dan emosional, serta terhindar dari berbagai persoalan sosial seperti pernikahan dini, seks bebas, kekerasan, hingga kehamilan tidak direncanakan.
"Seperti tadi ada testimoni, kan, bisa didengar sendiri. Juga ada persoalan di antara teman-temannya seperti seks bebas dan lain sebagainya. Saya kira dengan GKS ini, kita bisa menurunkan angka persoalan sosial di Kota Bontang," kata Wali Kota Neni.
Kegiatan ini diikuti perwakilan pelajar SMA swasta se-Bontang. Ada beberapa hal penting yang disampaikan Wali Kota Neni di hadapan para peserta. Misalnya, pentingnya memahami fungsi alat reproduksi. Edukasi ini penting untuk membantu remaja mengenali dan menjaga kesehatan tubuhnya, mencegah risiko penyakit menular seksual. Pengetahuan ini, tambah Wali Kota Neni, juga membekali remaja dengan informasi yang benar, serta membentuk sikap menghargai diri sendiri dan orang lain.
"Di sini nanti diedukasi, bukan soal agama saja tapi juga kesehatan reproduksi. Mengapa kita harus menjaga organ vital kita," tegas perempuan yang juga dokter spesialis kandungan ini.
Selain itu, Wali Kota Neni juga berharap agar para pelajar di Bontang fokus belajar ketika masih menempuh pendidikan. Fokus meningkatkan kapasitas diri, mengejar cita-cita dan meraih kesuksesan. Bila seluruh hal itu sudah tercapai, pendidikan formal baik, kemampuan finansial dan emosional sudah cukup matang, dan pemahaman pra nikah pun sudah didapati, baru kemudian memikirkan soal pernikahan. Ini seperti halnya tema yang diangkat dalam kegiatan ini "Berilmu Dulu, Nikah Kemudian".
"Kalau berpacaran di usia sekolah, segala sesuatunya didiskusikan dengan pacarnya. Padahal yang paling paham diri kita adalah diri kita sendiri, makanya kita harus punya kemampuan identifikasi diri." Dia menambahkan, "Belajar yang baik dulu, kejar cita-cita setinggi langit dulu.
[RWT]
Related Posts
- Indeks Risiko Banjir di Berau Masih Tinggi, Bupati Harap Seluruh Pihak Siap Siaga
- Sekolah Sepi Murid, Guru Tetap Mengabdi: Potret Perjuangan SD Islam Tjokroaminoto di Tengah Arus Pendidikan Negeri
- Wagub Seno Aji Ingin EBIFF Tumbuh Selevel Festival Dunia, Target 10 Negara Tahun Depan
- EBIFF 2025 Sukses Digelar, Kaltim Perkuat Diplomasi Budaya Internasional
- Suhu di Berau Terpanas se-Indonesia, BPBD Waspada Ancaman Karhutla