Kaltim
Jamaah Tabligh dari Gowa Siap Jalani Rapid Test Massal di Samarinda
Kaltimtoday.co, Samarinda - Pemkot Samarinda berencana menggelar rapid test massal untuk warga yang menghadiri pertemuan keagamaan di Gowa, Sulawesi Selatan.
Menurut rencana, tes massal untuk rombongan tersebut dilakukan Rabu (22/4/2020) di Bapelkes Kaltim, Jalan Anggur, Samarinda Ulu.
Mereka menjadi prioritas untuk dilakukan tes cepat karena menjadi salah satu klaster terbanyak di Kaltim yang menyumbang pasien positif Covid-19. Per 19 April 2020, ada 24 pasien positif Covid-19 dari klaster Gowa. Sehingga menjadi salah satu klaster berisiko jadi transmisi virus corona Covid-19.
Atas rencana itu, Ketua Rombongan Keberangkatan Pertemuan di Gowa, Ustadz Fajri yang dikonfirmasi Kaltimtoday.co, menegaskan, pihaknya sudah mendapat pemberitahuan tersebut dari Pemkot Samarinda. Pihaknya sudah menginformasikan kepada seluruh anggota rombongan di tiap kecamatan se-Samarinda untuk mengikuti rapid test di Bapelkes Kaltim tersebut. Terutama, anggota rombongan yang belum menjalani rapid test setelah dari Gowa, Sulsel. Sebab, sebagian anggota sudah menjalani rapid test tersebut.
"Kawan-kawan kami sudah diarahkan untuk mengikuti rapid test itu. Kami sudah atur keberangkatannya dan akan difasilitasi tiap kecamatan," terang Ustadz Fajri.
Dikatakan dia, anggota rombongan diharapkan untuk tidak khawatir dan panik atas tes cepat Covid-19 tersebut. Tetap menjaga kesehatan dan santai, sehingga imunitas tubuh terjaga.
"Kami imbau untuk perbanyak zikir dan doa," ucapnya.
Meski begitu, dia menyampaikan, jika dihitung sejak kepulangan terakhir anggota rombongan menggunakan kapal laut dari Makassar via Balikpapan maupun dari Pare-pare via Samarinda, sudah melewati masa inkubasi virus yang diimbau pemerintah 7-14 hari, bahkan ditambah 7 hari.
"Rombongan dari Gowa lewat Pare-pare turun di Samarinda terakhir 23 Maret, sementara dari Makassar lewat Balikpapan terakhir 25 Maret. Untuk yang menggunakan pesawat pada 20-21 Maret," jelasnya.
"Kami tidak masalah ada rapid test. Cuma kalau ada yang terpapar Covid-19 apa masih dikatakan dari klaster Gowa (sudah lewat masa inkubasi)? Perlu juga ditelusuri apa terpapar di pasar atau lingkungan pekerjaan, atau lainnya, supaya tidak menjadi stigma," sambungnya.
Sebelumnya, dirinya juga menegaskan, anggota rombongan yang usai menghadiri pertemuan di Gowa sejak awal sudah diimbau untuk melapor ke call center 112. Kemudian menjalani isolasi mandiri di rumah.
Selain itu, pihaknya juga telah meniadakan seluruh kegiatan di Samarinda. Mulai pertemuan rutin tiap malam Jumat, di Pondok Pesantren Al Mubarok, Lempake yang dihadiri 300 hingga 500 orang sudah ditiadakan. Kemudian, mereka yang bergerak dari masjid ke masjid untuk silaturahmi, iktikaf dan membuat program 3 hari 40 hari dan 4 bulan juga sudah ditiadakan untuk sementara waktu.
“Termasuk musyarawah tiap kecamatan tiap malam Rabu juga sudah kami tiadakan. Itu kebijakan sesuai anjuran pemerintah dan sudah kami lakukan agar tidak mengumpulkan massa dalam jumlah besar,” tuturnya.
Meski begitu, dia tak membantah ada beberapa anggota rombongan dari Gowa yang tidak mengetahui imbauan tersebut maupun enggan. Sehingga harus dipahamkan bahwa hal tersebut demi kebaikan bersama.
"Arahan orangtua kami seperti itu, ikut dan patuhi anjuran pemerintah," pungkasnya.
[TOS]