Daerah

Jembatan Poros Desa Batuq Longsor Usai Hujan Deras, Akses Warga Sempat Terputus

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 07 Agustus 2025 13:17
Jembatan Poros Desa Batuq Longsor Usai Hujan Deras, Akses Warga Sempat Terputus
Kondisi jembatan poros Desa Batuq yang ambruk usai longsor. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Akses utama warga Desa Batuq, Kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara (Kukar) sempat lumpuh total akibat jembatan poros yang longsor pada Rabu (6/8/2025) dini hari. Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut dan menyebabkan longsoran pohon sehari sebelumnya.

Kepala Desa Batuq, Suwandi, mengungkapkan bahwa longsor pertama terjadi pada Selasa (5/8/2025) malam sekitar pukul 01.00 WITA. Saat itu, tanah bersama sejumlah pohon di sekitar area sekitar 6-7 meter dari jembatan mengalami longsor lebih dulu.

“Longsoran awal itu dari pohon-pohon, baru di malam Rabu jembatan ikut longsor juga. Jadi totalnya dari jam 1 malam sampai sekitar jam 9 pagi,” jelas Suwandi saat dikonfirmasi, Kamis (7/8/2025).

Jembatan tersebut merupakan jalur poros utama sekaligus satu-satunya akses masuk-keluar desa. Akibat kejadian itu, aktivitas warga pun sempat terhenti karena tak ada jalur alternatif yang memadai.

Meski ada proyek pembangunan jalan baru di belakang desa, Suwandi menyebut pengerjaannya masih belum rampung. 

“Jadi sementara, kami alihkan jalur lewat tanah di samping,” ujarnya.

Sebagai respons cepat, warga dan pemerintah desa langsung membuat jalur darurat menurun ke tanah agar kendaraan bisa tetap melintas. Jalan darurat itu menjadi satu-satunya solusi sementara sebelum perbaikan jembatan dilakukan.

Sehari setelah kejadian, sejumlah pihak langsung turun meninjau lokasi. Tim dari Dinas PU, KSDA, hingga konsultan proyek serta dua anggota DPRD Kukar, yakni Sopan Sopian dan Ridiannur, turut hadir menilai kondisi kerusakan pada Rabu siang.

Suwandi menambahkan, jembatan tersebut sebelumnya sudah disemenisasi pada sekitar tahun 2021. Namun karena faktor alam dan kontur tanah di sekitar wilayah itu, struktur jembatan tak lagi mampu menahan tekanan air dan longsoran dari atas.

“Kami berharap ada penanganan cepat dari pemerintah kabupaten karena ini satu-satunya jalan warga. Kalau hujan terus, jalur tanah juga bisa makin parah,” tutupnya.

[RWT]



Berita Lainnya