Nasional

Kapasitas Batu Bara Global Cetak Rekor, Dipimpin Ekspansi Tiongkok dan Perlambatan Penghentian di AS

Network — Kaltim Today 15 April 2024 10:22
Kapasitas Batu Bara Global Cetak Rekor, Dipimpin Ekspansi Tiongkok dan Perlambatan Penghentian di AS
Ilustrasi tambang batu bara. (Freepik)

Kaltimtoday.co - Kapasitas operasional batu bara global mencapai rekor tertinggi sejak 2016, didorong oleh ekspansi besar-besaran di Tiongkok dan perlambatan penghentian pembangkit listrik di Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 2023. Hal ini diungkapkan dalam survei tahunan oleh kelompok riset Global Energy Monitor (GEM) dan Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA).

Tiongkok, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, memainkan peran penting dalam tren ini.

"Penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara secara besar-besaran setiap tahunnya telah menempatkan Tiongkok keluar dari jalur untuk memenuhi beberapa target iklim pada dekade ini," tulis GEM dan CREA seperti dilansir Oil Price, Senin (15/4/2024).

Pada tahun 2023, kapasitas operasional batu bara global meningkat 2% dengan total 69,5 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga batu bara baru. Tiongkok menyumbang dua pertiga dari penambahan ini.

Di sisi lain, terjadi perlambatan dalam penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara secara global. Pada tahun 2023, hanya 21,1 GW kapasitas batu bara yang dihentikan, angka terendah sejak 2011.

"Kapasitas batu bara yang dihentikan pada 2023 lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dalam lebih dari 1 dekade," kata GEM.

Amerika Serikat, yang sebelumnya menjadi pemimpin dalam penghentian pembangkit listrik batu bara, menunjukkan perlambatan. Negara ini menghentikan 9,7 GW kapasitas batu bara tahun lalu, hampir setengah dari total penghentian global. Angka ini turun dari 14,7 GW pada tahun 2022 dan rekor 21,7 GW pada tahun 2015.

Kenaikan kapasitas batu bara global ini memiliki implikasi signifikan terhadap upaya global untuk memerangi perubahan iklim. Batu bara adalah salah satu sumber emisi gas rumah kaca terbesar, dan pembakarannya berkontribusi pada pemanasan global.

Peningkatan ekspansi batu bara di Tiongkok dan perlambatan penghentian di negara-negara lain menunjukkan bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai target emisi global dan transisi menuju energi yang lebih bersih.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya