Daerah

Warga Desa Batuah Bertahan di Tengah Longsor, Dugaan Dampak Tambang Masih Diteliti

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 29 April 2025 07:53
Warga Desa Batuah Bertahan di Tengah Longsor, Dugaan Dampak Tambang Masih Diteliti
Tim Unmul melakukan pemeriksaan penyebab longsor dengan alat geolistrik. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Belasan rumah warga di RT 25, Dusun Tani Jaya, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara, terdampak tanah longsor yang cukup parah dalam sepekan terakhir. Kejadian ini terjadi tepatnya di sekitar KM 28, memaksa warga bertahan dalam kondisi penuh kekhawatiran sejak Kamis (24/4/2025).

Penyebab pasti dari longsor ini belum dapat dipastikan. Namun, sejumlah warga menduga bahwa aktivitas hauling batu bara serta pengeboran sumur bor di sekitar wilayah tersebut bisa menjadi pemicunya. 

Untuk memastikan penyebab longsor, Tim Geofisika dari Universitas Mulawarman (Unmul) melakukan kajian mendalam terhadap kondisi tanah di lokasi terdampak.

Tim Geofisika Unmul, Moriss, menjelaskan bahwa pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik. Teknik ini bertujuan untuk menyuntikkan arus listrik ke dalam tanah dan mengetahui resistivitas batuan di bawah permukaan.

Menurut Moriss, longsor biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari jenis material di bawah tanah hingga faktor alam dan aktivitas manusia. Karena itu, tim harus melakukan identifikasi menyeluruh sebelum menarik kesimpulan apapun terkait penyebab longsor.

“Untuk saat ini kita belum bisa mengatakan apakah longsor ini akibat tambang atau faktor lainnya. Kami masih dalam tahap observasi lapangan,” ungkapnya Moriss, Senin (28/4/2025).

Setelah proses observasi selesai, data dari lapangan akan diolah dan dianalisis di laboratorium. 

Hasil analisis itu nantinya akan dikaitkan dengan kondisi geologi di sekitar lokasi untuk mendapatkan gambaran utuh. Estimasi hasil resmi baru akan keluar dalam waktu sekitar satu minggu.

“Kita harus olah datanya, kita interpretasi, kita kaitkan juga dengan kondisi geologi di sini,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Batuah, Abdul Rasyid, menyampaikan bahwa pihak desa juga sudah menyalurkan bantuan sembako dari perusahaan terdekat, PT Baramulti Sukses Sarana, kepada warga terdampak. Langkah ini untuk meringankan beban warga sambil menunggu tindak lanjut penanganan bencana.

Pemerintah desa bahkan sempat menawarkan bantuan biaya sewa rumah atau kos bagi warga yang bersedia pindah. Namun, sebagian warga memilih hanya ingin berpindah ke area depan rumah mereka dan meminta disediakan tenda.

“Kalau runtuh jadi salah kita, yang kita pikirkan keselamatan warga, kalau kita pindah ke situ tidak bisa,” tegasnya.

Di sisi lain, rasa cemas terus menghantui warga. Aktivitas sehari-hari seperti memasak dan tidur menjadi terganggu. Warga mengaku selalu terjaga setiap malam, terutama saat hujan turun, karena khawatir akan adanya longsor susulan.

Meski sebelumnya sempat terjadi longsor tambahan yang menambah jumlah rumah terdampak, hingga hari ini belum ditemukan tanda-tanda pergerakan tanah baru. Warga berharap pemeriksaan teknis dari Unmul bisa segera menghasilkan kejelasan agar langkah-langkah penanganan yang lebih tepat dapat segera dilakukan.

[RWT]



Berita Lainnya