Daerah
Soroti Proyeksi Penurunan APBD, Pengamat UINSI Sebut Kaltim Masih Terpaku Komoditas Global

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda (UINSI), Ahmad Syarif menyoroti soal proyeksi penurunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalimantan Timur. Menurutnya, Kaltim masih terpaku pada komoditas global, khususnya batu bara. Hal itu bisa berdampak pada struktur perekonomian daerah.
Pemerintah Provinsi Kaltim memproyeksi kemungkinan besar APBD Kaltim Tahun 2026 hanya Rp18 triliun atau mengalami penurunan Rp3 triliun dibandingkan tahun ini atau 2025.
Ia menjelaskan, penurunan APBD, yang merupakan proyeksi dari Musrenbang, RPJMD, dan RKPD, salah satunya disebabkan oleh menurunnya pendapatan asli daerah (PAD) dan dana bagi hasil (DBH).
"Kaltim itu tidak boleh mengacu dan terikat kepada komoditi pasar, contohnya batu bara. Apalagi di tengah tekanan global ini, ekspor demand di pasar sedang kesulitan," ujar Syarif.
Menurutnya, kondisi ini wajib diantisipasi dengan mengurangi ketergantungan pada komoditas batu bara. Ia pun mendorong peningkatan iklim investasi agar para investor tidak ragu menanamkan modalnya di Kaltim.
Jika tidak dikelola dengan baik, ia khawatir struktur keuangan daerah bisa hancur-hancuran, terutama jika penerimaan dari pusat juga terganggu.
"Ini memang harus diantisipasi untuk mengurangi ketergantungan komoditas batu bara dan juga harus optimis untuk meningkatkan iklim investasi agar investor itu tidak ragu," tegasnya.
Kemudian, Syarif menggarisbawahi bahaya keterikatan pada sektor tambang. Selain dampak lingkungan yang luar biasa, praktik wanprestasi oleh perusahaan tambang, seperti tidak melakukan reklamasi pascatambang, dapat mengganggu iklim investasi.
"Komoditas layaknya tambang sebenarnya berbahaya karena dampak lingkungannya luar biasa, belum lagi kalau ada praktik-praktik wanprestasi di dalamnya bisa mengganggu iklim investasi," jelas Syarif.
"Banyak perusahaan tidak menutup lubang tambangnya, ini salah satu masalah kalau kita terikat pada sektor tambang," tutupnya.
[RWT]
Related Posts
- Pedas Puas Festival 2025 Sukses Bakar Lidah dan Semangat Warga Samarinda, Transaksi Via QRIS Tembus Rp2 Miliar
- DPRD Kaltim Soroti Lambannya Penanganan Kasus Serobot Lahan KHDTK, Dorong Sinkronisasi Data Gakkum dan Polda
- BK DPRD Kaltim Masih Dalami Dugaan Pelanggaran Kode Etik Pengusiran Kuasa Hukum RSHD
- DPKH Kaltim Tingkatkan Kinerja Petugas Reproduksi Ternak Lewat Kegiatan Penyegaran di Samboja
- Diskominfo Kaltim Dorong Budaya Sadar Siber Lewat Sosialisasi Sistem Keamanan Informasi