Internasional
Konflik Rusia-Ukraina Semakin Memanas, Dubes RI Belum Berencana Evakuasi WNI
Kaltimtoday.co - Duta Besar Indonesia untuk Ukraina, Ghafur Dharmaputra mengungkapkan, belum ada rencana evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dalam waktu dekat, dan belum meminta mereka kembali ke tanah air, meskipun konflik dengan Rusia semakin memanas.
"Proses diplomasi masih berlangsung. Situasi masih kondusif," kata Ghafur seperti dilansir dari CNNINdonesia.com, Selasa (15/2/22).
Meski demikian, Kedutaan Besar Indonesia tetap memberikan imbauan menyusul semakin meningkatnya tensi antara Rusia dan Ukraina.
"Bagi para WNI yang merencanakan berkunjung ke Ukraina dalam waktu dekat, agar menunda rencana perjalanannya hingga situasi kembali tenang," imbauannya.
KBRI juga mengimbau, bagi para WNI yang berada di Ukraina agar tetap tenang, menghindari keramaian, dan senantiasa memantau perkembangan keadaan.
Selain itu, mereka juga diminta untuk memverifikasi pemberitaan di media dengan sumber resmi, serta memantau secara berkala mengenai perubahan kebijakan perlindungan WNI di media sosial KBRI Kiev.
Dia juga meminta para WNI di Ukraina yang belum melapor, agar segera bergabung dalam grup Whatsapp WNI supaya memudahkan pengawasan keberadaan, kondisi, serta keselamatan. Mereka diimbau menghubungi hotline KBRI Kyiv di No. WA +380 503347917
Sebelumnya, Ghafur juga mengatakan kondisi di Kiev masih tenang dan tak ada penjagaan yang berarti.
Dia juga menyadari ramai pemberitaan di media soal invasi Rusia, latihan militer antara Rusia dan Belarus, dan latihan Angkatan Laut Moskow di Laut Hitam.
Namun, Gafur bisa memastikan, kondisi staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan warga negara Indonesia (WNI) di Ukraina juga dalam keadaan sehat.
Meski demikian, Gafur tetap memiliki rencana kontingensi jika situasi memburuk.
"KBRI memiliki Rencana Kontingensi, termasuk evakuasi sekiranya situasi dan kondisi memburuk dan mengancam keselamatan jiwa," ucap dia Senin (14/2/22).
Amerika Serikat menuding Rusia akan melakukan invasi, namun mereka membantahnya dan balik menuding Washington memanfaatkan kondisi tersebut untuk mengendalikan kawasan.
Rusia juga menuduh anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bertanggung jawab atas konflik itu. Sebab, menurut mereka blok ini terus melakukan perluasan dan mengerahkan militer di wilayah perbatasan.
Di tengah konflik Rusia dan Ukraina yang mencapai titik kritis, sejumlah komunitas internasional mencoba menggelar upaya diplomasi termasuk Uni Eropa dan Turki guna menghindari perang.
Namun diplomasi itu tak menuai hasil. Amerika Serikat dan Inggris bahkan yakin Rusia bisa menyerang kapan saja.
[RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Serangan di Gedung Konser Moskow Rusia: Korban Tewas Bertambah Jadi 115 Orang
- Pesawat Militer Rusia yang Angkut Tahanan Ukrania Alami Kecelakaan, 74 Orang Tewas
- Tiadakan Perayaan, Serangan Rusia Tewaskan 5 Orang Saat Hari Natal di Suriah
- Komite Investigasi Rusia Konfirmasi Yevgeny Prigozhin Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
- Bos Tentara Bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, Diduga Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Rusia