Internasional

Rusia Tetap Terima Miliaran Dolar dan Euro Meski Hadapi Sanksi Barat

Kaltim Today
13 Agustus 2024 11:20
Rusia Tetap Terima Miliaran Dolar dan Euro Meski Hadapi Sanksi Barat
Mata uang yen China dan rubel Rusia. (Ilustrasi/VOA Indonesia)

MOSKOW, Kaltimtoday.co - Meskipun Amerika Serikat dan Uni Eropa memberlakukan larangan ekspor uang kertas ke Rusia sejak Maret 2022 sebagai respons terhadap invasi Rusia ke Ukraina, sekitar $2,3 miliar dalam bentuk dolar dan euro berhasil masuk ke Rusia, berdasarkan data bea cukai yang diakses oleh Reuters.

Data tersebut mengungkapkan bahwa Rusia berhasil menghindari sanksi terkait impor uang tunai dan menunjukkan bahwa dolar dan euro tetap menjadi alat penting untuk perdagangan dan perjalanan, meskipun Rusia berupaya mengurangi ketergantungan pada mata uang asing. 

Arus masuk uang tunai ini sebagian besar berasal dari negara-negara seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Turki, yang tidak memberlakukan sanksi perdagangan terhadap Rusia. Namun, lebih dari setengah dari jumlah total uang tersebut tidak tercatat asal usulnya. 

Meskipun ada ancaman sanksi lebih lanjut dari pemerintah AS terhadap lembaga keuangan yang membantu Rusia menghindari sanksi, aliran mata uang asing ke Rusia terus berlanjut hingga akhir 2023.

Sementara itu, penggunaan yuan China di Moskow telah melampaui dolar AS sebagai mata uang asing yang paling banyak diperdagangkan, meskipun tantangan pembayaran tetap ada. Namun, banyak warga Rusia masih lebih memilih dolar untuk keperluan perjalanan internasional, impor skala kecil, dan tabungan domestik.

Data bea cukai juga menunjukkan bahwa beberapa entitas, termasuk perusahaan yang kurang dikenal seperti Aero-Trade, memainkan peran penting dalam mengimpor uang tunai ke Rusia. Aero-Trade sendiri mencatat transaksi senilai sekitar $1,5 miliar selama periode tersebut, meskipun perusahaan tersebut membantah terlibat dalam pengiriman mata uang ke Rusia.

Pengungkapan ini menunjukkan bahwa meskipun Rusia secara terbuka mengutuk mata uang Barat seperti dolar dan euro sebagai "racun," mata uang tersebut masih memainkan peran penting dalam perekonomian negara tersebut.

[TOS | VOA INDONESIA]


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya