Internasional
Konklaf Vatikan 2025 Dimulai 7 Mei, Cerobong Asap di Kapel Sistina Siap Digunakan

Kaltimtoday.co - Menjelang pemilihan Paus baru, persiapan Konklaf Vatikan 2025 kian matang. Salah satu penanda utamanya, yaitu cerobong asap di atas Kapel Sistina, telah resmi terpasang pada Jumat, 2 Mei 2025. Cerobong ini akan menjadi sarana komunikasi visual bagi dunia untuk mengetahui hasil pemungutan suara, melalui asap hitam atau putih.
Sebanyak 133 kardinal Gereja Katolik akan berkumpul di Kapel Sistina, yang berada di dalam kompleks Istana Apostolik Vatikan, untuk memilih penerus mendiang Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025. Pemungutan suara dijadwalkan mulai Rabu, 7 Mei 2025, pukul 16.30 waktu setempat (22.30 WIB), dan akan berlangsung secara tertutup.
Dalam tradisi konklaf, asap hitam menandakan belum tercapai keputusan, sementara asap putih menandai bahwa seorang Paus baru telah terpilih. Sistem ini menjadi satu-satunya cara bagi publik untuk mengetahui perkembangan pemilihan secara langsung dari dalam Kapel Sistina.
Vatikan kini menggunakan campuran bahan kimia khusus untuk menghasilkan warna asap yang lebih jelas, menggantikan metode lama yang menggunakan jerami dan tar. Sejak Konklaf 2005, dua tungku terpisah digunakan—satu untuk membakar surat suara dan satu lagi untuk menghasilkan asap berwarna—namun keduanya disalurkan ke cerobong yang sama.
Dari total 135 kardinal yang memenuhi syarat, dua tidak ikut serta karena alasan kesehatan, menyisakan 133 kardinal pemilih. Hanya mereka yang berusia di bawah 80 tahun yang berhak memberikan suara. Untuk menjadi Paus, seorang kandidat harus memperoleh minimal dua pertiga suara, yakni 89 suara dari total pemilih.
Pada hari pertama, hanya satu pemungutan suara akan dilakukan. Jika belum ada hasil, maka pemungutan suara akan dilakukan empat kali sehari—dua kali pagi dan dua kali sore—hingga Paus terpilih.
Sebelum konklaf dimulai, para kardinal akan mengambil sumpah kerahasiaan, dan setiap pelanggaran dapat dikenai hukuman ekskomunikasi.
Sejumlah nama telah mencuat sebagai kandidat kuat, termasuk:
- Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina
- Pietro Parolin, mantan Menteri Luar Negeri Vatikan
- Peter Turkson dari Ghana
Namun, seperti pepatah Vatikan menyebut, "Siapa pun yang masuk konklaf sebagai Paus, biasanya keluar tetap sebagai kardinal", menandakan bahwa hasilnya seringkali tak terduga.
Kardinal Gregorio Rosa Chavez (82), dalam wawancara singkat kepada media, mengatakan, “Gereja saat ini sedang berada dalam suasana penuh doa, namun juga siap menerima kejutan—ingat saat Paus Fransiskus terpilih dulu, itu sangat mengejutkan!”
Meski pemasangan cerobong asap berlangsung tanpa upacara besar, suasana di Lapangan Santo Petrus tetap terasa istimewa. Para peziarah dan wisatawan menyadari bahwa mereka sedang menyaksikan momen bersejarah.
“Saya merasa sangat beruntung bisa berada di Roma saat momen ini terjadi,” kata Glenn Atherton, turis asal Inggris.
[RWT]