Advertorial
Kukar Mulai Vaksinasi DBD di Lima SD, Sasar 1.500 Anak demi Cegah Lonjakan Kasus

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) resmi memulai program vaksinasi dengue (DBD) pada anak-anak sekolah dasar, menyasar 1.500 siswa dari lima SD yang tersebar di kecamatan dengan kasus tertinggi. Program ini jadi langkah intervensi baru untuk menekan angka penyebaran DBD yang masih cukup tinggi hingga pertengahan 2025.
Asisten III Setkab Kukar, Dafip Haryanto, menyampaikan bahwa pelaksanaan vaksinasi ini dilakukan setelah melalui tahap sosialisasi yang intensif kepada orang tua siswa.
“Ini bagian dari upaya kita mencegah kematian akibat DBD, terutama pada anak-anak. Trennya selama beberapa tahun terakhir cukup mengkhawatirkan.” jelas Dafip, Rabu (23/7/2025).
Program ini digulirkan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar dengan total vaksin yang disiapkan sebanyak 3.000 dosis, cukup untuk dua kali penyuntikan bagi 1.500 anak. Pelaksanaan vaksinasi dijadwalkan bertahap di lima SD, yaitu:
- SDN 001 Kelurahan Sukarame
- SDN 003 Kelurahan Sukarame
- SDN 011 Kelurahan Loa Ipuh
- SDN 028 Kelurahan Melayu
- SDN 037 Kelurahan Rapak Lambur
Kepala Dinkes Kukar, Kusnandar, menekankan bahwa vaksin dengue ini bukan bagian dari program wajib, melainkan vaksin pilihan yang sifatnya preventif. Namun dalam program ini, Pemkab menggratiskan biayanya sebagai bentuk komitmen terhadap kesehatan anak-anak.
“Biasanya vaksin ini seperti vaksin influenza untuk umroh, harus bayar sendiri. Tapi kali ini kita gratiskan karena kasus DBD setiap tahun selalu ada.” Tutur Kusnandar.
Efektivitas vaksin dengue dinilai cukup tinggi. Mengacu pada pelaksanaan di Balikpapan, dari lebih 9.000 anak yang divaksin, tidak ada lagi yang terkena DBD. Hal ini memperkuat keyakinan Pemkab Kukar untuk mulai menerapkannya di wilayah yang selama ini menjadi kantong kasus terbanyak.
Data Dinas Kesehatan Kukar menunjukkan, kasus DBD hingga Mei 2025 masih banyak ditemukan di kecamatan seperti Loa Janan, Tenggarong, dan Sanga-Sanga. Sementara berdasarkan kelompok usia, anak-anak usia 5–14 tahun tercatat sebagai yang paling banyak terdampak.
Karena itu, selain upaya vaksinasi, mengimbau masyarakat untuk menjaga lingkungan melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Menurutnya, penularan DBD melibatkan tiga unsur utama, yaitu lingkungan, agen penyakit, dan manusia sebagai host.
“Ini hanya untuk 1.500 anak, jadi untuk sekolah yang sudah ditunjuk sebagai lokus, tolong benar-benar dimanfaatkan. Sayang kalau dilewatkan,” tutupnya.
[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR]
Related Posts
- Memasuki Puncak Musim Penghujan 2025, IDI Kabupaten Bima Berikan Tips Pencegahan DBD
- Berau Masuki Musim Hujan, Dinkes Fokus Antisipasi Lonjakan Kasus DBD
- Bahaya Penyakit Difteri: Ini Gejala dan Cara Pencegahannya
- Cegah DBD dengan 3M+: Kabupaten Demak Sudah Lakukan Sosialisasi Sekaligus Cek Kesehatan Gratis
- Cegah DBD, Dinkes PPU Ajak Masyarakat Gotong Royong dan Bersihkan Lingkungan