Opini

Kasus DBD Meningkat, Masyarakat Kaltim Harus Waspada

Kaltim Today
04 Februari 2025 12:38
Kasus DBD Meningkat, Masyarakat Kaltim Harus Waspada

Oleh: Ns. Rifkal Artha Yuda, S.Kep (Seorang Perawat)

Secanggih apapun perkembangan zaman, kesehatan manusia tidak pernah tergantikan nilainya. Sehat merupakan keinginan kita semua di setiap harinya. Jika doa-doa manusia bisa terlihat, mungkin kalimat ”semoga sehat selalu” menjadi kalimat yang paling banyak diucapkan. Banyaknya harta kita di dunia ini tidak akan ada artinya jika tubuh kita merasakan sakit. Sakit bisa datang dari mana saja, maka dari itu kita harus dibekali dengan pelbagai informasi dan menerapkan gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit.

Terkhusus Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD merupakan suatu penyakit yang  ditularkan melalui nyamuk. DBD dapat menjangkit siapa saja, mau dari usia bayi hingga lansia, semua bisa terkena. Gejala DBD yang umum terjadi yaitu demam tinggi bisa sampai 40 derajat celsius, nyeri otot dan sendi, flu, mual hingga muntah, hingga bisa muncul ruam-ruam merah di kulit. Lebih parahnya lagi, DBD dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba yang dapat mengakibatkan syok. Jika hal ini tidak ditangani, maka dapat menyebabkan perburukan bahkan hingga kematian.

Menurut WHO (2024) hingga saat ini terdapat 100-400 juta infeksi demam berdarah setiap tahunnya, hal ini tentunya menjadi ancaman bagi populasi dunia. Daerah tropis dan subtropis di dunia merupakan tempat berkembangnya penyakit ini. Dari data tersebut menunjukan bahwa, DBD merupakan permasalahan yang penting dan jangan sama sekali disepelekan.

Kasus DBD di Indonesia menjadi masalah yang serius, karena prevalensinya yang semakin meningkat tiap tahunnya. Dikutip dari media Kemenkes, di tahun 2023 terdapat 114.720 kasus dengan 894 kematian akibat DBD. Lalu pada minggu ke-43 tahun 2024, dilaporkan 210.644 kasus dengan 1.239 kematian yang terjadi di 259 kabupaten/kota di 32 provinsi.

Terkhusus di Kalimantan Timur, permasalahan DBD juga menjadi salah satu penyakit yang disorot oleh pemerintah. Pasalanya BDB di kalimantan timur pun mencuat tiap tahunnya. Dilansir dari kanal berita TRIBUNKALTARA.COM, Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim mencatat bahwa hingga per November 2024 kasus DBD sudah mencapai 8.262 kasus dengan kejadian 18 orang meninggal dunia.

Padahal data di tahun 2023 lalu angka DBD Kaltim hanya menyentuh 6.000 kasus. Dari 10 kabupaten dan kota yang ada di Kaltim, kasus tertinggi berada Kabupaten Kutai Kartanegara yang menembus hingga 2.339 kasus dan terendah berada di Mahulu. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi masyarakat dan pemerintah agar kejadian DBD di Kalimantan Timur bisa menurun tiap tahunnya.

Musim hujan saat ini, menjadi musim yang sangat disenangi oleh nyamuk untuk berkembang biak. Nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi pembawa virus akan beranak pinak mengeluarkan jentik-jentik yang jika dibiarkan bisa menimbulkan bahaya. Uniknya dari nyamuk ini adalah, ia akan berkembang biak di genangan air yang jernih dan bersih, bukan di air yang kotor.

Maka dari itu hal ini perlu diwaspadai masyarakat akan pentingnya memerhatikan kebersihan air di lingkungan rumah masing-masing. Selain genangan air, kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah sembarangan juga menjadi pemicu bertambahnya sarang nyamuk. Oleh karena itu perlunya kesadaran masyarakat akan hal ini.

Setelah mengetahui penyebab dan apa saja faktor risiko yang dapat menimbulkan DBD, kita sebagai masyarakat perlu mengetahui bagaimana mencegahnya. Jangan sampai mengabaikan penyakit ini karena seperti yang penulis sampaikan sebelumnya bahwa jika sudah terkena penyakit DBD maka bisa sampai menimbulkan keparahan. Kewaspadaan diri merupakan hal yang utama dalam mencegah kejadian ini, ketika kita sudah dibekali dengan pengetahuan yang baik maka kita memiliki panduan untuk bagaimana mengatur pola hidup bersih dan sehat.

Sebenarnya dari pemerintah sudah memiliki cara mudah untuk mencegah terjadinya penyakit ini yaitu dengan cara 3M. Pencegahan ini dilakukan dengan langkah awal yaitu menguras air yang ada di rumah masing-masing seperti di bak mandi, tandon dan penampung lainnya. Lalu setelah dikuras, selanjutnya bak disikat hingga bersih. Hal ini bertujuan agar tidak ada telur nyamuk yang tersisa, karena jentik dan telur nyamuk dapat bertahan ditempat kering hingga 6 bulan.

Lalu M yang kedua adalah menutup. Tutup semua tempat penampungan air hingga rapat, jangan sampai ada celah untuk nyamuk bisa masuk ke dalam. Kubur barang-barang bekas di dalam tanah agar tidak mengotori lingkungan dan menjadi sarang nyamuk. Kemudian M yang ketiga yaitu memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang masih dapat digunakan. Hal ini bertujuan agar mencegah nyamuk untuk membuat sarangnya. Melalui upaya tersebut, harapannya nyamuk tidak akan mudah untuk berkembang biak.

Tetapi, ketika pencegahan sudah dilakukan, namanya suatu penyakit memang diluar kontrol kita sebagai manusia. Apalagi nyamuk pembawa virus dapat menggigit kita pada saat di mana saja. Jika memang ada keluarga, kerabat ataupun diri kita sendiri merasakan tanda gejala seperti demam yang tinggi dan naik turun ditambah mual muntah serta pegal-pegal di badan, kita perlu mencurigai keadaan ini.

Maka dari itu yang pertama jangan panik dulu, ketika demam masih hari 1-2 maka kita bisa melakukan tindakan Tepid Water Sponge, yaitu memberikan kompres di bagian yang berada pembuluh darah besar seperti di ketiak dan di selangkangan paha. Kompresnya pun jangan menggunakan air dingin, melainkan air hangat agar suhu tubuh tetap menurun. Jika Demam tidak turun, maka langsung periksakan ke dokter untuk dapat penanganan lebih lanjut.

DBD memang penyakit yang sering dianggap sepele oleh masyarakat karena memang kasusnya yang sering ditemui. Maka dari itu kita sebagai masyarakat perlu lebih waspada lagi akan penyakit ini, jangan sampai ketika sudah terjadi lalu diabaikan hingga semakin memburuk. Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan dan budayakan perilaku hidup bersih dan sehat.(*)

*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya