Gaya Hidup
Memasuki Puncak Musim Penghujan 2025, IDI Kabupaten Bima Berikan Tips Pencegahan DBD
Kaltimtoday.co - Pada Jumat (3/01/2025), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, awal musim hujan di Indonesia periode akhir 2024 dan awal 2025 tidak terjadi secara bersamaan. Menurut BMKG dibandingkan dengan rata-ratanya, musim hujan 2024/2025 akan datang lebih awal dari kebiasaannya. Selain itu, kondisi akumulasi curah hujan (sifat musim) pada musim hujan kali ini diprediksi akan berada pada kategori normal yang menunjukkan tidak ada kondisi yang terlalu basah maupun terlalu kering.
Puncak musim hujan akan banyak terjadi pada bulan November hingga Desember 2024 di wilayah Indonesia bagian barat dan bulan Januari hingga Februari 2025 untuk wilayah Indonesia timur. Bagi masyarakat bagian sekitar Indonesia timur diharapkan waspada terhadap penyakit yang datang di musim penghujan, salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD).
Apa itu DBD?
Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, kemudian menyebabkan penderitanya mengalami demam tinggi selama beberapa hari. Biasanya para penderita akan mengalami gejala berupa nyeri hebat, terutama pada tulang dan persendian yang terasa seolah-olah patah. Komplikasi DBD dapat mengakibatkan kerusakan organ, seperti hati, jantung, dan paru-paru.
Penyebab DBD
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ketika nyamuk tersebut menggigit dan menghisap darah korbannya. Jenis nyamuk ini biasanya menyerang di pagi dan sore hari. Nyamuk Aedes aegypti cukup mudah dikenali dari warnanya yang belang hitam-putih dan memiliki ciri fisik kecil. Nyamuk ini tidak suka mendiami tempat yang kotor, melainkan menyasar tempat-tempat bersih, seperti bak mandi.
Selain itu, terdapat beberapa faktor eksternal lainnya yang membuat seseorang lebih rentan terkena penyakit demam berdarah, antara lain:
- Tinggal atau sedang bepergian ke daerah tropis.
- Memiliki riwayat infeksi virus dengue.
- Anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah.
Maka dari itu, sebagai upaya pencegahan DBD, setiap orang disarankan untuk menjaga kebersihan lingkungan, menimbun barang bekas yang tidak terpakai, menghilangkan genangan air, dan menaburkan bubuk abate. Selain itu, disarankan juga untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat, istirahat yang cukup, mengelola stres, olahraga secara teratur, dan memasang obat nyamuk di ruangan yang terindikasi tempat persembunyian nyamuk.
Gejala DBD
Gejala umum bagi penderita adalah mengalami demam tinggi hingga 39 derajat Celcius. Kondisi ini akan bertahan selama 2–7 hari, setelah itu penderita akan mengalami penurunan suhu drastis. Selain para penderita juga dapat mengalami beberapa gejala lainnya seperti:
- Sakit kepala.
- Mual hingga muntah.
- Nyeri di belakang mata, tulang, dan otot.
- Muncul ruam kulit atau bercak kemerahan di kulit.
- Radang tenggorokan yang diiringi dengan sulit menelan dan minum.
Pengobatan DBD
Belum ada pengobatan khusus yang bisa dilakukan untuk mengatasi demam berdarah, pengobatan biasanya bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi dengan meredakan gejala yang muncul sekaligus melakukan upaya pencegahan infeksi virus yang lebih parah.Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menangani demam berdarah dengue adalah:
- Konsumsi obat penurun demam.
- Konsumsi air putih dalam jumlah cukup untuk mencegah dehidrasi.
- Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar.
Pencegahan DBD
Bagi masyarakat daerah Kabupaten Bima, NTB. Ikatan Dokter Indonesia wilayah Kabupaten Bima melalui website resminya yaitu https://idibima.org/ memberikan pencegahan yang dapat dilakukan selama musim penghujan.
- 3M Plus: Menguras, menutup, dan mendaur ulang alat-alat penampungan air di lingkungan rumah.
- Vaksinasi: Vaksin DBD dapat menurunkan risiko infeksi virus dengue dan mengurangi kasus DBD yang serius. Vaksin ini dapat diberikan kepada anak-anak berusia 9-16 tahun.
- Jaga kebersihan: Menjaga kebersihan lingkungan secara bergotong royong.
- Obat nyamuk: Menggunakan lotion atau obat nyamuk.
- Fogging: Melakukan penyemprotan nyamuk atau fogging.
- Tanaman pengusir nyamuk: Memelihara tanaman pengusir nyamuk, seperti lavender.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Prakiraan Cuaca BMKG: Ini Wilayah di Indonesia yang Dilanda Hujan dan Petir
- Siklon Tropis 91S Berpotensi Memicu Cuaca Ekstrem, BMKG Imbau Waspada
- Berau Masuki Musim Hujan, Dinkes Fokus Antisipasi Lonjakan Kasus DBD
- BMKG Peringatkan Potensi Pasang Laut hingga 2,7 Meter di Kaltim pada Akhir November
- Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Intensitas Sedang hingga Tinggi Bakal Guyur Kaltim 11-20 November 2024