Advertorial

Literasi Didorong, Dispusip PPU Soroti Peran Pustakawan dan Keterbatasan SDM

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 15 Mei 2025 14:21
Literasi Didorong, Dispusip PPU Soroti Peran Pustakawan dan Keterbatasan SDM
Sekretaris Dispusip PPU, Aswar Bakri. (Fauzan/Kaltimtoday)

Kaltimtoday.co, Penajam - Upaya meningkatkan budaya literasi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tidak bisa dipisahkan dari peran para pustakawan. Di tengah gempuran era digital dan perubahan pola baca masyarakat, pustakawan tetap menjadi aktor utama dalam menjembatani akses informasi dan menghidupkan kembali minat baca, terutama di lingkungan yang akses bacanya masih terbatas.

"Karena itu, ada peran penting dari para pustakawan dan pustakawati dalam memotivasi masyarakat luas agar terus berkunjung dan meningkatkan minat bacanya," ujar Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) PPU, Aswar Bakri.

Menurut Aswar, pustakawan bukan sekadar penjaga rak buku. Di era saat ini, mereka harus bertransformasi menjadi fasilitator literasi, komunikator pengetahuan, dan inspirator perubahan perilaku baca. Mereka pula yang menjadi wajah pertama dari sistem perpustakaan daerah, terutama di perpustakaan desa dan layanan keliling.

"Bicara pustakawan, itu salah satu indikator dalam mengukur Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat,"ungkap Aswar.

Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) merupakan instrumen pengukuran nasional yang digunakan Perpustakaan Nasional RI untuk menilai kemajuan literasi di tiap daerah. Indeks ini tidak hanya melihat angka kunjungan atau jumlah buku, tetapi juga menilai ketersediaan dan kualitas sumber daya manusia yang mengelola layanan pustaka.

"Pustakawan, sarana-prasarana, termasuk jumlah bukunya. Kalau tadi kita bicara minat baca, sekarang kita bicara literasi," lanjutnya.

Aswar menekankan pentingnya membedakan antara minat baca dan literasi. Minat baca bisa tumbuh dari rasa ingin tahu, tetapi literasi membutuhkan ekosistem yang lebih kompleks—melibatkan akses informasi, kemampuan memahami konten, serta kemampuan menerapkan informasi dalam kehidupan sehari-hari.

Ia menjelaskan bahwa dalam konteks saat ini, literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca. 

"Literasi itu dalam arti sempit berkaitan dengan membaca, tapi sekarang kita juga mengenal literasi keuangan, literasi media, dan sebagainya. Persoalan SDM pustakawan ini jadi persoalan utama," tegas Aswar.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU] 



Berita Lainnya