Samarinda
Lonjakan Kasus Covid-19 hingga Harus Tambah Nakes, IDI Kaltim: Fokus di Perubahan Perilaku dan Lingkungan
Kaltimtoday.co, Samarinda - RSUD AW Sjahranie Samarinda menjadi salah satu rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19 di Kaltim. Melonjaknya pasien Covid-19 yang tiba di rumah sakit menyebabkan ruang isolasi dan ICU terisi hingga 92 persen. Salah satu cara untuk mencegah membeludaknya pasien adalah dengan menambah fasilitas ruang isolasi.
Diberitakan sebelumnya, Direktur RSUD AW Sjahranie, dr David Hariadi Masjhoer menyampaikan bahwa, tenaga kesehatan (nakes) perawat sangat dibutuhkan, minimal 100. Sebab, penambahan fasilitas bisa terlaksana jika jumlah nakes memadai.
"Jika ingin ada penambahan kapasitas, kami harus menghitung lagi untuk jumlah perawat. Kalau tempat tidur itu tidak ada masalah. Opsi penambahan nakes ini sedang dibicarakan," ungkap David kepada awak media.
Menanggapi perihal melonjaknya kasus positif Covid-19 sehingga harus mempertimbangkan penambahan nakes, Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, dr Swandari Paramita menyampaikan bahwa di kedokteran ada yang disebut teori kedokteran komunitas.
Maksudnya, masalah kesehatan itu disebabkan oleh 4 hal. Terdiri atas perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan daya tahan pasien.
View this post on Instagram
"Kalau kita lihat, Kementerian Kesehatan itu mengerjakan pelayanan kesehatan dan daya tahan pasien. Contohnya seperti menyediakan ruang isolasi dan vaksin. Tapi kalau mau mengubah masalah kesehatan, perbaiki di perilaku dan lingkungan," beber Swandari saat ditemui Kaltimtoday.co pada Kamis (4/2/2021).
Swandari mengaku bahwa, hal tersebut memang tidak mudah. Sudut pandang IDI Kaltim sama dengan teori kedokteran komunitas itu. Jika ingin maksimal, maka harus fokus pada perubahan perilaku dengan lingkungan., salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan.
Sedangkan untuk 3T alias testing, tracking, dan treatment bisa diupayakan dengan baik. Mulai menambah jumlah nakes, tempat tidur, hingga memperluas jadwal vaksin. Perlu diingat pula sebagian besar dokter dan perawat tak hanya tersebar di rumah sakit. Mereka juga bertugas di puskesmas.
"Tugas nakes itu sekarang double. Tidak hanya merawat pasien yang positif, tapi juga harus mengurus vaksinasi, testing, tracing, dan treatment," lanjutnya.
Meningkatnya kasus positif menurutnya disebabkan oleh perilaku dan lingkungan yang tak mendukung. Ada 2 upaya yang bisa dilakukan untuk mengubah perilaku dan lingkungan. Bisa dengan edukasi atau kekerasan.
"Kalau mau serius, edukasi dan kekerasannya harus diseriusi sekaligus. Edukasi melibatkan seluruh komponen dan mesti ada sinergi. Sedangkan semacam hal yang membuat jera masyarakat, itu bergantung dengan kebijakan pemerintah setempat," tandasnya.
[YMD | RWT]