Bontang

Masuk Musim Penghujan, Dinkes Bontang Minta Warga Waspada DBD

Kaltim Today
19 November 2020 14:21
Masuk Musim Penghujan, Dinkes Bontang Minta Warga Waspada DBD
Ilustrasi.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang, Kaltim minta warga waspada demam berdarah dengue (DBD)

Kepala Diskes Bontang Bahaudin mengatakan walau kasus DBD sejauh masih terbilang aman namun patut diwaspadai. Sebab, berdasarkan pengamatan dari tahun ke tahun selalu terjadi lonjakan tiap Januari.

“Kuncinya pola hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhindar dari penyakit ini,” ujarnya.

Mengacu pada data kasus DBD tiap bulannya. Tren peningkatan kasus biasanya ditandai pada Desember. Dimana kurun waktu tersebut telah memasuki musim penghujan.

“Fokus Dinkes adalah mengontrol agar kasus tidak naik," lanjutnya.

Total kasus DBD yang tersebar di tiap kelurahan dari Januari hingga 15 November 2020 sebanyak 223. Dua kasus diantaranya meninggal dunia.

"Korban jiwa berasal dari Bontang Kuala dan Berbas Pantai," ucapnya.

Bahaudin menyebut, klinis pasien yang meninggal berjalan begitu cepat. Ketika pasien dirujuk di RSUD Taman Husada kadar trombositnya sudah drop.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Artinya, DBD sudah tidak seperti dulu. Sekarang perjalanan klinisnya lebih cepat.

"Jadi, jangan sampai terlambat melakukan pemeriksaan,” terangnya.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes, Muhammad Ramsi menyarankan, agar masyarakat peduli terhadap lingkungan. Terutama tempat penampungan air maupun vas bunga, tatakan dispenser, bak mandi yang jadi tempat nyamuk berkembang biak.

Apalagi Kota Taman (sebutan Bontang) termasuk daerah endemik. Sehingga tidak menutup kemungkinan penyebab kasus DBD berasal dari vektor nyamuk. Konon, nyamuk DBD ini mampu terbang dalam radius 200 meter.

Perkembangbiakan nyamuk tersebut berlangsung cepat. Dalam siklus 14 hari nyamuk bisa bertumbuh dari jentik menjadi nyamuk dewasa. Upaya fogging fokus dilakukan jika terdapat dua kasus di lokasi sama. Pemantauan kasus berdurasi dua pekan sejak ditemukan pertama.

“Galakkan gerakan 3M plus untuk memutus rantai penyebaran Aedes Aegypti ini sejalan dengan masa pandemi. Di mana warga kebanyakan beraktivitas di rumah,” kata Ramsi.

Warga yang merasakan gejala DBD disarankan segera menuju Puskesmas terdekat. Pasalnya penyakit DBD memiliki fase kritis.

“Jika terlambat ditangani sangat berisiko bahkan bisa menyebabkan kematian,” pungkasnya.

[AS | NON | ADV DINKES]


Related Posts


Berita Lainnya