Opini
Menggali Potensi Kampung di Sektor Pariwisata sebagai Solusi Peningkatan Perekonomian Masyarakat Berau di Masa Pandemi
Oleh: Handayani Jaka Saputra (Dosen Ekonomi Universitas Muhammadiyah Berau)
Pemerintah Berau memiliki target untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor yang memberikan sumbangsih besar terhadap perekonomian daerah di masa pandemi ini. Hal tersebut dapat dibuktikan dari pernyataan Bupati Kabupaten Berau terpilih yang mengatakan bahwa, pemulihan ekonomi yang berimbas dari Covid-19 bisa saja dilakukan melalui pariwisata yang dimiliki Kabupaten Berau, apalagi Berau sangat kaya akan tempat wisata. Hal ini membuktikan bahwa Pemkab Berau memiliki perhatian lebih terhadap pariwisata di Bumi Batiwakkal ini.
Namun, pengembangan destiansi wisata di kampung-kampung di Berau ini tidak dilakukan secara merata. Perkembangan pariwisata di Berau seperti dua sisi mata uang yang berbeda, sebab di beberapa kampung mengalami kemajuan dan perhatian yang baik, sementara di sisi lain sejumlah kampung masih dibiarkan terlantar karena kurangnya perhatian dari pemerintah daerah ataupun pemerintah setempat.
Salah satu contoh yang patut dikritisi adalah pengembangan pariwisata di Berau yaitu daerah pesisir pantai maupun daerah kepulauan Berau yang lebih menitiberatkan pada pengembangan wisata pantai dibandingkan menggali potensi di setiap kampung. Sebab, wisata pantai memberikan sumbangan APBD yang lebih besar bagi pemerintah daerah. Permasalahannya, bila sistem pengembangan pariwisata hanya disyaratkan bagi daerah yang mampu menyumbang APBD terbesar, maka daerah lain yang minim sumbangan, sektor pariwisatanya akan sulit berkembang dan semakin tertinggal.
Berangkat dari permasalahan di atas, terdapat kampung-kampung lain yang memiliki potensi pariwisata yang tinggi namun tidak dikembangkan dengan baik, terutama oleh pemerintah kampungnya. Padahal dengan pengembangan potensi kampung, baik bidang pertanian, industri, dan wisata diharapkan bisa menghidupi warganya untuk mengurangi tingkat pengangguran, dengan melibatkan dan memberdayakan masyarakat yang saat pandemi Covid-19 banyak pekerja yang biasanya bekerja di kota, harus pulang ke kampung karena pandemi.
Dari solusi yang sudah dikemukakan di atas, maka penulis menemukan pola penyelesaian masalah yang paling sesuai dengan permasalahan yang ada di kampung-kampung di Kabupaten Berau yaitu menggunakan pendekatan Pengembangan Berbasis Masyarakat yang dilakukan oleh pemuda-pemuda kampung untuk menggali potensi kampung. Pendekatan tersebut dapat dijabarkan dalam tiga tahap yaitu:
1. Perencanaan Bersama
Masyarakat atau pemuda lokal di setiap kampung harus berinisiasi secara aktif dan mandiri mengatur, merencanakan dan mengembangkan kampung wisata dan wisata kampung mereka secara lebih baik dengan menggunakan data yang valid sesuai kebutuhan masyarakat kampung yang disebar melalui kuesioner.
Dimulai dengan pembentukan Kelompok Pemuda Peduli Kampung (KPPK) yang berfungsi sebagai penggerak masyarakat untuk terlibat aktif dalam perencanaan pengembangan wisata atau kerajinan tangan khas kampung dan menjadi mitra pemerintah kampung maupun pemerintah daerah berau. KPPK bersama masyarakat dapat merencanakan program bagaimana wisata di kampung ini kedepannya seperti pembangunan pusat informasi, penentuan harga retribusi, menyediakan paket-paket wisata, menyediakan akses dan kemudahan kepada wisatawan dalam berwisata dan cara-cara promosi wisata yang menarik.
2. Manajemen Perekonomian Kampung
Masyarakat dipekerjakan sebagai penjaga tiket masuk, tour guide, masyarakat juga harus merespon pengembangan wisata dengan menjadi penyedia kebutuhan wisatawan seperti penyedia homestay, nelayan yang menyediakan ikan sebagai menu barbeque, para ibu-ibu rumah tangga juga bisa menjadi tukang masak ketika ada rombongan wisatawan yang hadir, para pedagang yang menjual pernak-pernik dan oleh-oleh khas kampung-kampung berau seperti kalung dan gelang yang terbuat dari model penyu yang terbuat dari kayu maupun kerang yang menjadi khas kabupaten berau. Hal ini banyak masyarakat yang akan diuntungkan dengan adanya pengembangan wisata tentunya dengan bantuan KPPK.
3. Dampak Ekonomi bagi Masyarakat Kampung
Manfaat secara ekonomi akan secara langsung berdampak signifikan kepada masyarakat lokal. Jumlah pemasukan akan meningkat signifikan dari berbagai sektor pekerjaan, seperti pedagang, nelayan, dan pengrajin.(*)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co
Related Posts
- Kembalikan Kejayaan Pulau Kumala, Pemkab Kukar dan Kemenparekraf Gelar FGD
- Lima Bulan Berturut-turut Deflasi dan Penurunan PMI Manufaktur Jadi Tantangan bagi Pemerintah
- Pemda PPU Raih Penghargaan di Ajang APPI 2024, Video Kreatif Pariwisata Diakui Nasional
- Jumlah Wisatawan Asing ke Indonesia Tembus 7,75 Juta pada Januari-Juli 2024
- Ekonom Senior Faisal Basri Meninggal Dunia di Usia 65 Tahun