Nasional

Meresmikan Perumahan Bengkuring, Kenangan Presiden BJ Habibie di Samarinda

Kaltim Today
16 September 2019 10:52
Meresmikan Perumahan Bengkuring, Kenangan Presiden BJ Habibie di Samarinda
Arsip foto Presiden Habibie saat berkunjung ke Kota Tepian. (SKH Kaltim Post)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Mantan Presiden RI ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie telah tutup usia, pada Rabu (11/09/2019) pukul 18.03 WIB di RSPAD Gatot Soebroto.

Kepergiannya meninggalkan banyak kenangan diberbagai daerah termasuk di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).

Dari sejarawan Lokal di Kota Tepian, Muhammad Sarip mengatakan, bahwa Habibie punya jasa saat Kota Samarinda mengalami banjir besar pada 31 Juli hingga 3 Agustus 1998.

Kala itu banjir yang melanda ibu kota Kaltim tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah Benua Etam karena luas permukiman yang tenggelam mencapai 2.084 hektar dengan kedalaman antara 30 cm hingga 3 meter. Korban terdampak banjir ini lebih dari 100 ribu jiwa.

Habibie mengutus dua pembantunya yakni Menko Kesra Haryono Suyono dan Menteri Sosial Yustika Baharsyah untuk meninjau lokasi banjir di Samarinda.

Kedua menteri itu tiba di Samarinda pada 5 Agustus 1998 setelah perjalanan darat dari Bandara Sepinggan Balikpapan ke Samarinda.

Mereka berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi Kaltim dan Pemerintah Daerah Kotamadya Samarinda. Presiden Habibie menyalurkan bantuan 100 ton beras dan lauk-pauk kepada warga terdampak banjir.

"Peristiwa ini mengondisikan Presiden Habibie harus memerhatikan Kaltim secara khusus," ungkap Sarip.

Alasan Habibie tidak turun langsung ke Samarinda karena, kata Sarip kondisi politik nasional tidak kondusif.

Negara dalam kondisi terpuruk pasca kerusuhan besar di banyak kota pada dua bulan sebelumnya serta massifnya tuntutan lanjutan reformasi untuk mengadili Soeharto.

Dua menteri utusan Habibie tidak mendarat langsung di Bandara Temindung Samarinda karena lapangan parkir pesawat terendam banjir. Empat pesawat yang parkir turut tenggelam.

"Kala itu Presiden Habibie menyampaikan pernyataan prihatin atas bencana banjir di Samarinda," katanya.

Habibie juga menginstruksikan kepada semua pemerintah daerah dan instansi terkait agar mewaspadai bahaya banjir yang bisa datang lebih cepat.

Diketahui, Habibie menjabat Presiden RI dalam tempo yang paling singkat dalam sejarah. Hanya 17 bulan ia menjadi kepala negara menggantikan Presiden Soeharto.

Di tengah situasi krisis nasional multimensi, ia dianggap hanya sebagai presiden transisi. Karena itu tak banyak kegiatan seremonial yang bisa dilakukannya.

Setahun usai kiriman 100 ton beras dari Presiden Habibie akhirnya menjejakkan kaki di ibu kota Kalimantan Timur. Momen itu terjadi pada Kamis, 5 Agustus 1999.

Dengan menumpang helikopter, Habibie mendarat di teras pasar Perumahan Bengkuring sekitar pukul 11.00 Wita. Total ada tiga helikopter yang beberapa saat sebelumnya terbang mengitari jalur Sungai Karang Mumus hingga Bendungan Benanga. Helikopter tersebut bertolak dari Bandara Sepinggan Balikpapan.

Habibie tidak datang sendiri. Istrinya, Hasri Ainun turut serta. Sejumlah menteri juga ikut rombongan, termasuk Menhankam/Panglima TNI Wiranto dan Ketua DPA A.A. Baramuli.

Rombongan Presiden didampingi oleh Gubernur Kaltim Suwarna Abdul Fatah. Habibie kemudian meresmikan Perumahan Bengkuring Tepian Permai. Perumahan ini merupakan program relokasi permukiman warga bantaran Sungai Karang Mumus yang biayanya mencapai Rp240 miliar.

Dalam penjagaan superketat aparat, presiden berdialog dengan warga. Dalam ingatan warga sebagaimana diceritakan kepada saya, Habibie menyampaikan permohonan maaf karena setahun sebelumnya ketika Samarinda dilanda banjir besar, ia tidak sempat berkunjung.

Tidak jauh dari lokasi peresmian, sejumlah warga perumahan berdemonstrasi. Mereka menuntut persamaan hak fasilitas air untuk semua blok perumahan. Namun, aparat keamanan dapat memblokade aksi mereka sehingga tidak sampai ke hadapan Presiden.

Kedatangan mantan Menristek 20 tahun silam itu masih dalam suasana euforia reformasi. Tensi politik negeri masih panas karena baru saja menggelar pemilu multipartai pada dua bulan sebelumnya. Kala itu, Habibie dianggap sebagai representasi Orde Baru pengganti Soeharto.

Sejumlah mahasiswa juga berdemonstrasi di jalur masuk perumahan. Substansi tuntutan seputar reformasi dan otonomi daerah. Mereka ingin menemui presiden. Namun, aparat dapat menghalau pengunjuk rasa.

Acara Presiden berjalan lancar. Habibie juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Almuhajirin di Bengkuring. Rombongan lalu meninjau perumahan warga.

"Habibie tidak menginap di Kota Tepian. Pukul 14.45 Wita rombongan kembali ke Sepinggan Balikpapan untuk melanjutkan kunjungan kerja ke Sulawesi Selatan," pungkas Sarip.

[JRO | TOS]



Berita Lainnya