Advertorial

Normalisasi Sungai Mangkurawang, Solusi Banjir dan Ketahanan Pangan di Desa Rapak Lambur

Supri Yadha — Kaltim Today 22 November 2024 18:52
Normalisasi Sungai Mangkurawang, Solusi Banjir dan Ketahanan Pangan di Desa Rapak Lambur
Kades Rapak Lambur Muhammad Yusuf meninjau perencanaan normalisasi irigasi sawah di RT 1. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Desa Rapak Lambur, Kecamatan Tenggarong mendapatkan angin segar dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian.

Normalisasi sungai Mangkurawang yang dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum Kutai Kartanegara (PU Kukar) pada 2024 ini, akan menjadi satu langkah penting mengatasi banjir sekaligus mendorong ketahanan pangan Desa Rapak Lambur.

Kepala Desa Rapak Lambur, Muhammad Yusuf menjelaskan, normalisasi sungai akan dilakukan dari Lamin Datuk hingga Rapak Lambur. Program ini sangat penting untuk mendukung masyarakat yang selama lebih dari 15 tahun tidak bisa menanam padi akibat pendangkalan sungai. Pendangkalan tersebut menyebabkan lahan pertanian tergenang air karena tidak adanya sistem pembuangan yang memadai.

Normalisasi ini, lanjut Yusuf, merupakan kelanjutan dari pengerjaan sebelumnya, tetapi masih menyisakan sekitar 1,5 km yang belum selesai. Dengan perbaikan ini, lahan sawah masyarakat diproyeksikan bisa kembali produktif.

Lahan sawah di Desa Rapak Lambur sendiri, terbagi menjadi tiga kawasan utama. Yaitu Dusun Durian memiliki luas sekitar 500 hektare, dengan produktivitas mencapai 300 hektare. Kemudian, Tahuban dengan luas sekitar 100 hektare, dan  Kejawi luas lahan pertaniannya lebih dari 100 hektare.

"Normalisasi ini membuka peluang masyarakat untuk kembali memanfaatkan lahan sawah mereka. Bahkan, di kawasan Kejawi, potensi lahan yang akan terbuka mencapai 100 hektare. Jika ini berhasil, maka ketahanan pangan masyarakat akan meningkat secara signifikan," kata Yusuf, Jumat (22/11/2024).

Selain itu, bantuan juga datang dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar.  Dengan memberikan berbagai fasilitas untuk mendukung pertanian, seperti pendampingan irigasi dan bantuan alat pertanian. 

"Dengan mayoritas masyarakat yang bekerja sebagai petani sawah, mencapai 80 persen, bantuan ini memiliki dampak besar,” tandasnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR]

Simak erita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya