Daerah
Pandangan Pengamat Soal Celetukan Gubernur Konten hingga Bedah Pola Pendekatan Rudy Mas'ud dan Dedi Mulyadi

Kaltimtoday.co, Samarinda - Celetukan Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud soal 'Gubernur Konten' kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menuai pro dan kontra di media sosial.
Pengamat Politik Universitas Mulawarman, Syaiful Bachtiar, turut memberikan pandangan dan analisis terhadap gaya komunikasi dua gubernur tersebut, yang dinilai mewakili pendekatan berbeda dalam menyampaikan kerja dan citra kepemimpinan.
Diketahui, Rudy Mas'ud dan Dedi Mulyadi hadir dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Saat memberi sambutan, Rudy menyebut Dedi sebagai "Gubernur Konten" karena aktif memproduksi konten media sosial.
"Seluruh gubernur yang hadir hari ini. Kang Dedi, Gubernur Konten. Mantap, nih, Kang Dedi dan seluruh pejabat eselon I Kemendagri yang hadir," ucap Rudy Mas’ud saat itu.
Saat Dedi Mulyadi diberikan kesempatan berbicara, ia pun menanggapinya dengan santai serta menyampaikan bahwa konten-konten yang dibuatnya justru memberi manfaat efisiensi bagi Pemprov Jabar.
"Dan terakhir tadi Pak Gubernur Kaltim mengatakan Gubernur Konten. Alhamdulillah dari konten yang saya miliki itu bisa menurunkan belanja rutin iklan," kata Dedi.
Celetukan tersebut ramai di media sosial. Belasan ribu komentar dari netizen pun menghujam akun instagram pribadi @h.rudymasud belakangan ini.
Melihat kejadian itu, Syaiful Bachtiar bahwa kata 'Gubernur Konten' yang dilontarkan oleh Rudy Mas'ud bisa menimbulkan multitafsir di masyarakat.
"Kata konten di sini bisa ditafsirkan negatif maupun positif. Karena kalau gubernurnya ngonten, bisa jadi persepsi masyarakat kerjanya cuman ngonten aja," sebutnya.
Di era digitalisasi yang cukup masif, Syaiful menyadari bahwa mayoritas kepala daerah saat ini memanfaatkan sosial media sebagai publikasi serta pendekatan komunikasi ke masyarakat. Pola konten yang dibuat pun bervariasi.
"Kalau kita liat kan pola kontennya Gubernur Jabar Dedi Mulyadi itu blusukan. Rata-rata turun ke masyarakat, memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di wilayahnya. Secara kontekstual, sangat kontras dengan Gubernur Kaltim," sebutnya.
"Jika kita lihat Gubernur Kaltim ini kan karakternya pengusaha serta lebih dekat dengan kemewahan, ini masih belum menyentuh masalah utama masyarakat Kaltim," tambah Syaiful.
Menurut Syaiful, atas kejadian yang ramai di media sosial, bisa saja menjadi pelajaran bagi Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud untuk lebih melihat akar permasalahan yang terjadi di Kaltim.
"Masyarakat justru lebih relevan melihat pemimpinnya bekerja hingga menyentuh rakyat kelas bawah. Yang berarti konteksnya adalah pemimpin yang memperhatikan rakyat kecil," tutupnya.
[RWT]
Related Posts
- Transisi Energi di Kalimantan Timur Dinilai Masih Semu, Jurnalis dan Aktivis Desak Perubahan Paradigma
- Masyarakat Adat Tolak PT HKI Kubar Beroperasi, Tak Kantongi Izin Lingkungan hingga Tersangkut Konflik Sosial
- PT Fajar Surya Swadaya Salurkan Bantuan Sembako untuk Warga Kurang Mampu di PPU
- Pastikan Keamanan Jembatan Mahakam 1, BBPJN Kaltim Lakukan Tiga Pengujian Teknis Pasca Tertabrak Kapal Tongkang
- BAPOR KORPRI Kaltim Gelar Rakor 2025 untuk Matangkan Persiapan Menuju PORNAS KORPRI di Sumatera Selatan