Nasional

Pemerintah Impor 2,5 Juta Ton Beras untuk Atasi Defisit dan Stabilkan Harga di Pasaran

Kaltim Today
23 Januari 2024 09:46
Pemerintah Impor 2,5 Juta Ton Beras untuk Atasi Defisit dan Stabilkan Harga di Pasaran
Ilustrasi. (Dok. Bulog)

Kaltimtoday.co - Pemerintah Indonesia mengimpor 2,5 juta ton beras pada Januari 2024 untuk mengatasi defisit beras akibat El Nino dan menjaga stabilitas harga di pasaran.  

Impor beras tersebut dilakukan mengingat stok beras di Bulog tinggal 1,4 juta ton. Selain itu, El Nino yang terjadi pada tahun 2023 telah menyebabkan penurunan produksi beras nasional.

"Mohon maaf harus mengambil keputusan pahit harus mengimpor, tetapi ini importasi yang terukur. Jadi importasi ini hanya masuk ke gudang Bulog dan ini akan dipakai untuk intervensi pemerintah seperti bantuan pangan, kemudian stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dan kebutuhan-kebutuhan khusus," kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Senin (22/1/2024).

Dari jumlah tersebut, 2 juta ton beras merupakan impor dari Thailand dan Vietnam. Sedangkan 500.000 ton merupakan susulan impor beras pada 2023 dari Myanmar.

Arief mengatakan, impor ini dilakukan juga untuk memenuhi kebutuhan beras khusus, seperti beras premium yang disediakan bagi penggiling padi.

Pemerintah juga telah menetapkan kuota impor tambahan sebesar 200.000 ton untuk tahun ini, sebagaimana disetujui oleh Presiden, guna memastikan kelancaran produksi penggiling padi yang terbatas akibat keterbatasan pasokan gabah.

Sementara itu, Kementerian Pertanian telah melakukan penanaman padi di lebih dari 1 juta hektare area, dengan harapan dapat meningkatkan ketersediaan beras. Perkiraan kebutuhan beras nasional berkisar antara 2,55 hingga 2,6 juta ton per bulan. Dengan penanaman yang luas, diharapkan produksi beras dapat mencapai hingga 5 juta ton per hektare, terutama jika area tanam bisa ditingkatkan menjadi 1,3 hingga 2 juta hektare.

"Kita berharap dalam dua, tiga bulan ini panen kita baik. Pak Mentan sendiri sudah menyampaikan bahwa sudah menanam lebih dari 1 juta hektare di satu, dua bulan terakhir. Jadi 2,25 juta ton itu bisa dipenuhi apabila kita luas tanamnya minimal satu juta hektare. Kalau nanti sudah 1,3 sampai 2 juta hektare berarti produksi kita sampai ke 5 juta ton per hektare," pungkasnya.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya