Headline

Pemkot Samarinda dan BIN Gelar Vaksinasi Covid-19 dari Rumah ke Rumah

Kaltim Today
18 Juli 2021 15:33
Pemkot Samarinda dan BIN Gelar Vaksinasi Covid-19 dari Rumah ke Rumah
Wali Kota Samarinda Andi Harun memantau langsung proses vaksinasi Covid-19 dari rumah ke rumah yang dilakukan Badan Intelijen Negara. (Sumber: Diskominfo Samarinda).

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pemkot Samarinda bersama Badan Intelijen Negara (BIN) melakukan vaksinasi Covid-19 dari rumah ke rumah, Minggu (18/7/2021).

Selain untuk mempercepat cakupan vaksinasi, mendatangi rumah warga juga dilakukan untuk mencegah kerumunan yang kerap terjadi selama proses vaksinasi.

Mengawali program vaksinasi dari rumah ke rumah, petugas kesehan melakukan penyuntikan vaksin di Jalan Ulin Gang 1 Kelurahan Karang Anyar, Sungai Kunjang. 

Selain diberikan suntikan vaksin, warga juga diberikan bantuan kebutuhan pokok.

Wali Kota Samarinda Andi Harun mengatakan, vaksinasi dari rumah ke rumah sudah dimulai. Tapi belum bisa dilakukan secara masif karena keterbatasan stok vaksin. Masyarakat yang selama ini menunggu divaksin, diharapkan bisa bersabar.  

"Harus bersabar, karena distribusi vaksin bertahap. Saya dapat informasi, kemarin (Sabtu, 17 Juli 2021) vaksin datang lagi dari Jakarta. Jadi vaksinasi akan terus dilakukan ke depan," kata Andi Harun.

Wabah Covid-19 di Samarinda saat ini cukup mengkhawatirkan. Kasus positif harian di Kaltim melonjak dalam 10 hari terakhir. Sabtu (17/7/2021), kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Samarinda tercatat sebanyak 206 orang. Sementara yang sembuh sebanyak 140 orang, dan meninggal 4 orang. 

Andi Harun mengatakan, saat ini pihaknya terus berupaya untuk bisa mengendalikan penularan Covid-19. 

Pembatasan, kata Andi Harun membuatnya dilema. Sebab, langsung atau tidak, pembatasan mempengaruhi kegiatan perekonomian masyarakat. 

"Kami berupaya agar perekonomi masyarakat tetap berjalan, tapi masyarakat tetap terlindungi dari Covid-19," kata dia. 

Secara terbuka, Andi Harun menyampaikan permohonan maaf ke warga Samarinda. Imbas pengetatan yang dilakukan, perekonomian masyarakat terganggu. 

"Pilihan ini sebenarnya sulit, tapi terpaksa dilakukan dalam rangka melindungi dan menjaga keselamatan untuk orang banyak," katanya.

[TOS]



Berita Lainnya