Kukar

Rinda Desianti: Hari Kartini Jadi Momentum Tingkatkan Kualitas Perempuan

Kaltim Today
21 April 2021 17:18
Rinda Desianti: Hari Kartini Jadi Momentum Tingkatkan Kualitas Perempuan
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kutai Kartanegara, Rinda Desianti. (Supri/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Rinda Desianti, wanita yang memangku jabatan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutai Kartanegara (Kukar). Dia mengungkapkan, hari Kartini yang jatuh pada  21 April, sering dimaknai sebagai ritual peringatan yakni banyak ditandai dengan hal-hal yang sifatnya kurang subtansi.

Padahal hari Kartini bukan hanya memakai pakaian ciri khas Kartini. Tapi lebih kepada perempuan untuk dan harus maju. Sebab kemampuan perempuan sesungguhnya sama dengan laki-laki. Soal bagaimana mengaktualisasikan diri juga sebagai bagian dari masyarakat.

"Kartini sebenarnya memperjuangkan atas persamaan laki-laki dan perempuan. Kemudian pemikiran-pemikirannya juga sangat maju berkaitan dengan dunia pendidikan," kata Rinda ketika dihubungi Kaltimtoday.co pada Rabu (21/04/2021).

Terlebih emansipasi sering diartikan pada persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Dalam artian berbagai akses kehidupan harus diakses secara adil oleh pria dan wanita. Walaupun realitanya di masyarakat tidak semudah dan sesederhana itu. Karena selama ini langkah perempuan masih jauh lebih tertinggal dibanding laki-laki.

"Itulah faktanya didalam masyarakat," terangnya.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Misalnya, lanjut Rinda, dalam UU politik disebutkan dengan afirmatif action yakni arah kebijakan khusus yang bertujuan untuk mendorong perempuan meningkatkan kualitas diri.

Dia berharap, agar akses perempuan harus lebih di perlebar dan diperbanyak terutama peningkatan kualitas perempuan. Jika berbicara politik persoalan kuantitas, minimal perempuan dapat duduk di kursi parlemen 30 persen lebih dari kouta yang tersedia.

Makanya pihaknya mendorong secara kuantitas sebab seiring waktu, misalnya partai politik memiliki kemauan yang lebih besar untuk peningkatan kualitas perempuan di bidang politik.

"Harus didorong seperti itu, karena peningkatan kualitas demokrasi harus berbanding lurus dengan peningkatan kualitas antara laki dan perempuan," ujarnya.

Terus pertanyaan bagaimana mendorong peningkatan tersebut. Rinda menuturkan, caranya harus lebih banyak mengadakan pendidikan politik bagi perempuan. Namun, bukan hanya sekedar berkaitan dengan isu tapi lebih difokuskan bagaimana mengakses.

Misalnya bagaimana perempuan punya akses terhadap kebijakan yang bisa berimbas pada kepentingan perempuan khususnya.

[SUP | NON]



Berita Lainnya