Internasional

Satu-satunya Rumah Sakit Kanker di Gaza Dihancurkan Israel

Kaltim Today
22 Maret 2025 12:53
Satu-satunya Rumah Sakit Kanker di Gaza Dihancurkan Israel
Sebuah ledakan terjadi di Jalur Gaza utara pada hari Selasa 18 Maret 2025. (Beritasatu.com)

Kaltimtoday.co - Pasukan Israel terus memperluas operasinya di Jalur Gaza dengan menghancurkan satu-satunya rumah sakit kanker di wilayah tersebut menggunakan bahan peledak. Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina, yang merupakan satu-satunya fasilitas perawatan kanker di Gaza, kini telah rata dengan tanah.

Pada Jumat (21/3/2025), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi penghancuran rumah sakit tersebut, yang berlokasi di bagian selatan Koridor Netzarim, Gaza Tengah. IDF mengklaim bahwa rumah sakit tersebut digunakan oleh Hamas untuk kepentingan militer dan sudah tidak beroperasi selama lebih dari satu tahun.

Namun, Dr. Zaki al-Zaqzouq, kepala departemen onkologi di rumah sakit tersebut, membantah tuduhan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa tim medis sempat mengunjungi fasilitas itu saat gencatan senjata baru-baru ini dan menemukan bahwa beberapa departemen masih berfungsi.

"Rumah sakit ini adalah harapan bagi banyak pasien kanker. Saya tidak mengerti apa yang ingin dicapai dengan menghancurkan fasilitas kesehatan ini," ujar Dr. al-Zaqzouq.

Turki, yang mendanai pembangunan rumah sakit ini, mengecam keras tindakan Israel. Kementerian Luar Negeri Turki menilai penghancuran ini sebagai bagian dari upaya sistematis untuk membuat Gaza tidak layak huni dan memaksa penduduk Palestina mengungsi.

Dalam hukum internasional, rumah sakit memang dapat kehilangan perlindungannya jika digunakan untuk kepentingan militer. Namun, setiap tindakan terhadap fasilitas medis harus mempertimbangkan aspek proporsionalitas. Beberapa kelompok hak asasi manusia dan pakar dari PBB menuding Israel telah secara sistematis menghancurkan infrastruktur kesehatan di Gaza.

Serangan Israel di Gaza terus memicu kekhawatiran global. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa negaranya akan meningkatkan tekanan militer hingga Hamas membebaskan 59 sandera yang masih ditahan.

"Semakin lama Hamas menahan sandera, semakin banyak wilayah yang akan hilang," ujar Katz.

Sejak operasi militer Israel kembali digencarkan, sekitar 600 warga Gaza dilaporkan tewas. Selain itu, Israel juga telah memblokir pasokan makanan, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan untuk menekan Hamas agar mau bernegosiasi. 

[RWT]



Berita Lainnya