Daerah
Timbulkan Kemacetan Berjam-jam, Panitia Deklarasi Pemenangan Paslon Dendi-Alif Sampaikan Klarifikasi dan Permohonan Maaf
TENGGARONG, Kaltimtoday.co - Kemacetan panjang hingga berjam-jam di sekitar Jembatan Kartanegara, penghubung Kecamatan Tenggarong dan Tenggarong Seberang menuai kritikan dari masyarakat. Kemacetan diduga ditimbulkan adanya kegiatan dekralasi pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Dendi-Alif di kawasan Gedung Putri Karang Melenu Tenggarong Seberang, Sabtu (21/9/2024).
Dari kondisi itu, panitia penyelenggara deklarasi Paslon Dendi Alif (Deal) menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf secara terbuka kepada seluruh masyarakat yang terdampak. Hal tersebut disampaikan perwakilan panitia penyelenggara, Jumadil Anwar dalam rilisnya.
Pihaknya menyadari bahwa acara tersebut telah menyebabkan gangguan arus lalu lintas yang berujung pada ketidaknyamanan bagi banyak pihak, termasuk masyarakat pengguna jalan dan para pelaku usaha di sekitar wilayah tersebut. Kemacetan yang terjadi tidak terlepas dari besarnya antusiasme masyarakat yang hadir untuk mendukung kegiatan deklarasi ini, serta keterbatasan ruang di sekitar lokasi acara yang mengakibatkan penumpukan kendaraan.
“Kami berkomitmen untuk lebih baik dalam mengantisipasi dan memitigasi dampak dari kegiatan publik di masa mendatang,” ujar Jumadil.
Berkenaan polemik acara deklarasi berbarengan dengan pembukaan Pesta Adat Erau. Ia menjelaskan, bahwa pihaknya mengacu pada jadwal Erau yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, yakni 22 September 2024. Dibuktikan dengan akun Instagram Disdikbud Kukar.
Dari acuan itu, pihaknya membuat jadwal pada 21 September, dan semua persiapan tempat serta izin sudah diterbitkan. Panitia penyelenggara tidak bisa lagi mengundurkan kegiatan, karena 22 September ada tahapan penetapan calon bupati dan wakil bupati.
“Berkaitan Erau, kami sangat mendukung acara tersebut dan kami sangat berkomitmen untuk menguningkan kembali jembatan kebanggaan Kukar ketika diamanahi menjadi pemenang Pilkada 2024 sesuai dengan budaya Kukar yaitu warna kuning,” ungkapnya.
Selain itu, telah mengambil langkah-langkah agar kejadian ini tak terulang kembali ke depan. Diantaranya, meningkatkan koordinasi dengan aparat berwenang, penentuan lokasi dan pengaturan waktu yang tepat.
“Kami memohon maaf dengan tulus atas ketidaknyamanan yang telah terjadi, dan kami berjanji untuk belajar dari pengalaman ini demi menyelenggarakan acara-acara berikutnya dengan lebih baik dan tertib,” katanya mengakhiri.
[TOS]
Related Posts
- Tumbuk Movement-CeCUR Jadi Inisiator Dialog Publik, Tantang Calon Pemimpin Tanggap Soal Isu Lingkungan dan Perubahan Iklim
- Kolaborasi JMS dan AJI Samarinda, Wadahi Diskusi Soal Netralitas Pilkada dan Tekankan Jurnalis Bukan Juru Kampanye
- KPU Kukar Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pilkada 2024
- Polda Kaltim Kerahkan 7.000 Personel untuk Operasi Mantap Praja 2024
- Debat Perdana 3 Paslon, KPU Kukar Targetkan Partisipasi Pemilih Tembus 77,5 Persen