Teknologi
Turnitin Hadirkan AI untuk Deteksi Tulisan ChatGPT
Kaltimtoday.co - Ramai sejak perilisan perdananya 30 November 2022 lalu, Chat Generative Pre-trained Transformer (ChatGPT) kerap dimanfaatkan sebagai alternatif mesin pencari. ChatGPT sendiri merupakan chatbot yang dikembangkan oleh OpenAI, sebuah perusahaan riset kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang berbasis di Amerika Serikat.
Namun, bukan sembarang chatbot, ChatGPT mampu memberikan jawaban yang cukup akurat dari instruksi yang diberikan oleh pengguna. Bukan tak mungkin apabila jumlah tulisan yang dihasilkan akan serupa sebagaimana pertanyaan yang dilayangkan pengguna di kolom chat.
Kekhawatiran Hadirnya ChatGPT
Selain itu, ChatGPT dikhawatirkan menambah rentetan kejahatan di dunia siber. Ini berlandaskan survei yang dilakukan BlackBerry (Inggris) dengan responden 500 pembuat keputusan teknologi informasi (TI).
Didapatkan bahwa 57 persen mengaku khawatir ChatGPT bakal berpotensi meningkatkan e-mail phishing. Sedangkan 49 persen lainnya khawatir ChatGPT akan meningkatkan penyebaran berita bohong.
Bidang pendidikan juga mawas diri. Guna meminimalisir dampak negatif ChatGPT ini, pada 4 April 2023 lalu, Turnitin salah satu platform yang dapat mengidentifikasi plagiarisme dalam karya ilmiah, meluncurkan AI yang berfungsi mendeteksi plagiarisme dari tulisan yang dihasilkan ChatGPT.
Hal ini diharap dapat membantu pengajar menavigasi dan mengenali konten yang dihasilkan AI tersebut.
Cara Kerja Turnitin
Dalam laman resminya, Turnitin menjelaskan cara kerja deteksi plagiarisme ini. Pertama-tama Turnitin bakal memecah segmen teks lima hingga sepuluh kalimat. Segmen itu kemudian menangkap kalimat sesuai konteksnya. Lantas memberikan skor 0 untuk kalimat yang tidak dihasilkan oleh AI, dan skor 1 jika keseluruhan kalimat dihasilkan AI menggunakan sorotan berwarna biru.
Turnitin kemudian akan mengambil prediksi keseluruhan plagiarisme dengan mengambil rata-rata skor di segmen dalam dokumen. Dengan akurasi 98 persen, Turnitin saat ini mengetes plagiarisme dari konten model bahasa GPT-3 dan GPT-3.5, termasuk ChatGPT.
Sayangnya, deteksi ini baru menjangkau bahasa Inggris, dan akan terus dikembangkan agar dapat mendeteksi konten yang lebih baik dari model bahasa AI lainnya.
Manfaat Bagi Pengajar
Turnitin membuat detektor ini tak lepas dari input pengajar agar kemampuan mendeteksi teks tertulis buatan AI secara akurat dijadikan prioritas. Saat ini diluncurkan, pengajar yang hendak mendeteksi plagiarisme tak perlu langkah tambahan dalam mengaktifkan fitur Turnitin, sehingga mudah digunakan.
Saat ini sebanyak 10.700 lembaga pendidikan akan beradaptasi dengan keberadaan teks yang dihasilkan AI. Turnitin menyebut, dampak yang dirasakan bisa bermanfaat bagi 2,1 juta pendidik yang memiliki akses ke programnya.
Apabila pengajar membutuhkan referensi penggunaan detektor AI tambahan, pengajar dapat mengunjungi website Turnitin. Pasalnya, dalam website tersebut terdapat fitur AI Writing Solutions dan resources.
Mencakup mulai dari glosarium kosakata AI, panduan akademik di era AI, sampai beragam blog untuk menavigasi penyalahgunaan AI. Itu semua ditujukan agar pengguna selalu up to date dalam layanan yang dihadirkan Turnitin, sejalan dengan teknologi penulisan AI yang berkembang.
[TOS]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Facebook, Instagram, dan Threads Beri Label Konten Hasil AI
- Kecerdasan Buatan Berpotensi Gantikan 300 Juta Pekerjaan, Pengusaha Sebut Efisiensi Biaya
- Saingi ChatGPT, Google Luncurkan Gemini AI: Model Paling Canggih yang Sudah Tersedia di Bard
- Pekerjaan Industri Digital Dengan Gaji Tinggi, Simak Apa Saja
- 10 Pekerjaan yang Berpotensi Hilang Menurut World Economic Forum