Daerah
TWAP Tegaskan Relokasi Bukan Solusi, Akar Masalah Banjir di SMPN 24 dan SDN 13 Samarinda Ada pada Drainase
Kaltimtoday.co, Samarinda - Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP) Kota Samarinda menegaskan bahwa relokasi bukanlah jawaban dari persoalan banjir yang selama ini melanda SMPN 24 dan SDN 13 Samarinda.
Hasil kajian teknis menunjukkan, penyebab utama genangan air bukan terletak pada lokasi sekolah, melainkan sistem drainase di sekitarnya yang belum tertata dengan baik.
Ketua TWAP Samarinda, Syaparudin, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan peninjauan lapangan sekaligus evaluasi menyeluruh terhadap kondisi lingkungan kedua sekolah tersebut.
Dari hasil observasi, TWAP menilai upaya relokasi tidak diperlukan karena akar persoalan sejatinya berada pada buruknya saluran pembuangan air di kawasan itu.
“Kesimpulan kita, sekolah tidak perlu direlokasi. Masalahnya bukan di sekolah, tapi pada banjirnya. Jadi yang harus kita atasi adalah banjirnya, bukan memindahkan sekolahnya,” tegas Syaparudin.
TWAP menemukan bahwa sistem drainase yang ada saat ini belum mampu menampung volume air yang datang dari berbagai arah, terutama saat hujan deras. Untuk itu, langkah yang dinilai paling tepat adalah revitalisasi total jaringan drainase di sekitar wilayah sekolah.
“Setelah kita lihat di lapangan, memang perlu dilakukan perbaikan dan penambahan saluran. Fokusnya di simpang tiga Jalan Kadrie Oening–Suryanata menuju ke gunung sampah atau TPA lama,” ungkapnya.
Syaparudin menjelaskan, genangan yang kerap terjadi bukan hanya akibat curah hujan tinggi, tapi juga disebabkan oleh air kiriman dari perumahan sekitar Bukit Pinang dan area bekas TPA Bukit Sampah. Aliran tersebut mengalir ke dataran rendah dan bermuara di sekitar sekolah hingga masuk ke ruang kelas.
“Kalau dua sisi drainase itu kita benahi, hampir bisa dipastikan banjir di SDN 13 dan SMPN 24 bisa teratasi. Di sekitar sekolah memang ada air kiriman dari perumahan Bukit Pinang dan bukit sampah, ini yang harus ditangani,” jelasnya.
Selain perbaikan saluran utama, TWAP juga merekomendasikan pembangunan drainase tambahan di dalam area sekolah agar air dari arah bukit bisa langsung dialirkan ke sungai tanpa menumpuk di halaman.
Langkah ini menjadi bagian dari rencana jangka panjang Pemkot Samarinda dalam menciptakan sistem pengendalian banjir yang terintegrasi di kawasan pendidikan.
Dalam peninjauan tersebut, TWAP juga menemukan saluran air dari arah TPA Bukit Pinang yang menyebabkan parit di sekitar sekolah berubah warna dan berbau tak sedap.
“Sudah kita temukan tembok yang berfungsi sebagai pintu air dari TPA. Itu akan segera ditutup karena air limbahnya masuk ke area sekolah,” tutur Syaparudin.
Ia menambahkan, TWAP juga berencana menata ulang drainase di sepanjang Jalan Suryanata agar terhubung dengan sistem saluran utama kota. Upaya ini meliputi pelebaran saluran dan perbaikan tepi jalan agar arus air lebih lancar saat hujan deras.
“Kita harap dengan perbaikan di pinggir jalan dan pembangunan saluran baru, banjir di dua sekolah ini bisa benar-benar teratasi,” kuncinya.
[NKH]
Related Posts
- Probebaya Disebut Melanggar Hukum, Wali Kota Samarinda Tegaskan Tuduhan Tidak Berdasar dan Harus Diluruskan
- Prakiraan Cuaca Samarinda dan Sekitarnya Hari Ini, Sabtu, 8 November 2025
- Modus Baru Penipuan Sasar Mahasiswi, Pelaku Minta Foto Ketat Berkedok Tawaran Model Busana Desa Wisata
- YJI Kaltim Dorong Kesadaran Kesehatan Jantung Lewat Senam Sehat di Islamic Center
- AAKBB Kaltim Angkat Suara soal Keterbatasan Guru Agama Non-Muslim di Sekolah Dasar









