Internasional
UNICEF Sebut Trauma Jadi Potensi yang Lebih Mengerikan Dibanding Serangan Bom Terhadap Anak-Anak Palestina
Kaltimtoday.co - Konflik yang dimulai sejak 7 Oktober lalu ketika Hamas menyerang sebagian wilayah Israel, menewaskan 1.400 orang dan menculik lebih dari 200 orang, termasuk 32 anak-anak. Israel merespons dengan membom Gaza dan melancarkan invasi darat. Menurut pejabat kesehatan Palestina, ebih dari 10.000 warga Palestina yang tewas di Gaza dalam sebulan terakhir, diantaranya sekitar 4.000 anak-anak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tentang penyebaran penyakit menular di Gaza. Beberapa peneliti khawatir kepada anak-anak yang bertahan hidup. Mereka akan menderita seumur hidup dengan trauma kumulatif dari kekerasan etnis-politik yang kronis. Trauma ini akan berdampak mendalam terhadap kesehatan mental dan perkembangan anak-anak. Selain itu, juga mempengaruhi fungsi dan pandangan mereka terhadap dunia saat dewasa muda.
View this post on Instagram
Anak-anak Gaza Beresiko Hadapi Trauma Berkelanjutan Pasca Konflik Israel-Palestina
Siswa di seluruh Jalur Gaza di pengungsian mengalami serangan di sekolah hingga kehilangan akses tempat yang aman untuk belajar. Anak-anak ini akan tertinggal dan tumbuh tanpa keterampilan yang mereka perlukan dan berisiko lebih besar mengalami eksploitasi dan pelecehan.
Dilansir dari UNICEF, anak-anak terputus dari layanan psikososial. Lebih dari 500.000 anak di Gaza terdentifikasi membutuhkan dukungan kesehatan mental dan psikososial. Saat ini, setiap anak harus menghadapi peristiwa dan trauma yang sangat menyedihkan.
Ditandai dengan kehancuran wilayah dan bertambahnya jumlah pengungsi yang meluas. Sementara itu, orang tua dan pengasuh mereka sendiri berada di bawah tekanan mental yang berat.
UNICEF Sebut Risiko Ancaman Kesehatan Mental Lebih Besar Daripada Serangan Bom Israel
UNICEF berpendapat jika trauma yang dirasakan oleh masyarakat Palestina, khususnya anak-anak di Gaza adalah trauma terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pemblokiran akses distribusi yang dilakukan oleh tentara Israel membuat masyarakat Palestina hidup terjebak dengan keadaan yang sangat memprihatinkan.
Hal menyedihkan bagi masyarakat Palestina adalah terbatasnya sumber air, distribusi makanan, obat-obatan, hingga perlindungan yang dirasakan oleh masyarakat Palestina ini akan menjadi ancaman yang lebih besar daripada bom terhadap kehidupan ribuan orang di Gaza.
[Kontributor - Nur Jayanti | Editor - Diah Putri]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Desa Rapak Lambur Siapkan Pembangunan Masjid Besar dan TPA pada 2025
- Pemenang Duta Lingkungan Bakal Jadi Garda Terdepan Pelestarian Alam
- Andi Singkeru Tegaskan Pentingnya Pengawasan untuk Pastikan Kualitas Guru
- Disdikpora PPU Tegaskan Dukungan Moral dan Hukum bagi Guru dalam Hadapi Tantangan Zaman
- Disdikpora PPU Dorong Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Kebersamaan Guru dan Siswa