Gaya Hidup

Wilayah Bebas Frambusia, IDI Lombok Tengah Bagikan Tips Pencegahannya

Nur Jayanti — Kaltim Today 08 Januari 2025 10:01
Wilayah Bebas Frambusia, IDI Lombok Tengah Bagikan Tips Pencegahannya
Pemkab Lombok Tengah Terima Penghargaan Bebas Frambusia (Dinkes Pemkab Lombok Tengah)

Kaltimtoday.co - Pada pertengahan maret 2024 silam Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menerima penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penghargaan ini diberikan karena wilayah tersebut telah bebas dari penyakit frambusia. Penyakit Frambusia adalah penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum Pertenue. Biasanya melanda negara-negara tropis yang mempunyai sanitasi buruk, dimana dapat menular melalui cairan dan kulit yang terluka.

Resiko terburuk akibat penyakit kulit ini adalah penampilan fisik atau gangguan sosialisasi.
Sebab itu, Kemenkes RI menaruh perhatian yang serius terhadap penyakit ini. Lantaran, sifatnya yang menular menahun dan sering kambuh.  Salah satu wilayah di Lombok Tengah, Loteng yang mempunyai  29 puskesmas yang tersebar pada 12 kecamatan telah berhasil menekan munculnya penyakit tersebut selama sekian puluhan tahun.

Apa itu Frambusia?

Frambusia adalah infeksi kulit yang menyebabkan ruam dan luka. Penyakit ini sering terjadi di wilayah tropis dengan sanitasi buruk, seperti Afrika dan Asia Tenggara. Frambusia dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita kondisi ini.

Frambusia, yang juga dikenal sebagai frambesia tropica atau patek, dapat menular lewat kontak langsung dengan ruam pada kulit penderita kondisi ini. Pada awalnya, frambusia hanya akan berkembang di kulit. Namun, penyakit ini juga bisa menyebar ke tulang dan sendi jika tidak ditangani.

Penyebab Frambusia

Frambusia terjadi akibat dari infeksi bakteri Treponema pallidum pertenue. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka atau goresan di kulit. Sedangkan cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan ruam kulit pada penderita frambusia.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang lebih mudah terkena frambusia, yaitu:

  1. Tinggal di negara endemik frambusia
  2. Anak-anak berusia sekitar 6–10 tahun
  3. Tinggal di wilayah dengan sanitasi buruk
  4. Kondisi lingkungan yang kurang mendukung kebersihan, seperti kemiskinan atau tempat tinggal yang padat

4 Tahap Gejala Penyakit Frambusia

Gejala frambusia sendiri dibagi dalam empat tahapan yaitu tahap primer, laten, sekunder dan tersier, tahapan-tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Tahap primer
Tahap ini muncul sekitar 2–4 minggu setelah seseorang terpapar bakteri penyebab frambusia. Penderita akan mengalami ruam kulit yang biasa disebut ‘mother yaw’. Ruam tersebut berwarna kekuningan dengan lingkaran merah di sekitarnya, sering kali terasa gatal tetapi tidak sakit. Umumnya ruam ini akan menghilang dengan sendirinya setelah 3−6 bulan. Di tahap ini para penderita juga bisa mengalami gejala lain, seperti demam, nyeri sendi, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

2. Tahap laten
Pada tahap laten, penderita tidak mengalami gejala, tetapi bakteri tetap ada di dalam tubuh. Pada tahap ini, infeksi masih bisa menular ke orang lain meski penderitanya tidak mengalami gejala.

3. Tahap sekunder
Pada tahap sekunder, ruam kulit dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti kaki, tangan, wajah, dan bagian tubuh lainnya. Penderita juga dapat memiliki ruam kulit yang terasa nyeri di telapak kaki. Tahap sekunder juga mengakibatkan timbulnya peradangan pada lapisan terluar tulang (osteoperiostitis) dan pembengkakan jaringan di sekitar tulang jari-jari kaki yang menimbulkan nyeri.

4. Tahap tersier
Tahap ini jarang terjadi sebenarnya, peluangnya hanya sekitar 10% dari penderita frambusia. Pada tahap tersier, ruam kulit akan muncul dan berkembang sehingga mengakibatkan kerusakan pada kulit, tulang, dan sendi.

Pengobatan Frambusia

Pengobatan frambusia dilakukan untuk menghentikan infeksi dan mencegah komplikasi, hal ini dilakukan dengan cara memberikan antibiotik seperti:

  1. Azithromycin.
  2. Penisilin benzatin.
  3. Berkonsultasi ke dokter terkait.

Tips Pencegahan Frambusia

IDI Lombok Tengah memberikan tips dapat dilakukan oleh masyarakat untuk menurunkan resiko terjadinya frambusia, sebagai berikut:

  1. Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir.
  2. Menjalani pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
  3. Menghindari kontak langsung dengan kulit penderita frambusia.
  4. Meningkatkan kebersihan lingkungan dan sanitasi di sekitar tempat tinggal.
  5. Memeriksakan diri ke dokter jika terjadi kontak dengan penderita kondisi ini atau muncul gejala mirip frambusia

Atau anda dapat mengakses informasi kesehatan lainnya di website resmi IDI wilayah Lombok Tengah yaitu https://idikablomboktengah.org/.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel



Berita Lainnya