Kaltim

Workshop Eko-Eduwisata untuk Dorong Desa Kembangkan Potensi Lokal dan Wisata Berkelanjutan

Kaltim Today
24 September 2025 13:44
Workshop Eko-Eduwisata untuk Dorong Desa Kembangkan Potensi Lokal dan Wisata Berkelanjutan
Para narasumber menyampaikan materi dalam Workshop Eko-Eduwisata di Desa Kerta Buana, Kutai Kartanegara, yang digelar Yayasan Mitra Hijau dan Universitas Mulawarman pada 23 September 2025.

KUKAR, Kaltimtoday.co - Yayasan Mitra Hijau (YMH) bersama Universitas Mulawarman (Unmul) menyelenggarakan Workshop Eko-Eduwisata sebagai bagian dari upaya mendorong pengembangan potensi lokal berbasis pariwisata berkelanjutan. Kegiatan ini melibatkan perangkat desa, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), karang taruna, peternak, serta komunitas yang aktif dalam pembangunan desa.

Workshop pertama digelar di Desa Mulawarman, Senin (22/9/2025) dan dilangsungkan di balai desa setempat. Kepala Desa Mulawarman, Mulyono, menyampaikan bahwa mayoritas warga menggantungkan hidup dari pertanian dan peternakan sapi serta kambing yang dilepas di lahan puluhan hektare.

“Daging sapi dan kambing dari Mulawarman lebih unggul karena tidak dibesarkan di kandang. Produk kami bahkan sudah dipasarkan hingga Kota Bangun dan Samarinda,” ujar Mulyono.

Suasana diskusi interaktif dalam Workshop Eko-Eduwisata di Desa Mulawarman. Kegiatan ini membahas strategi promosi wisata dan integrasi pertanian sebagai daya tarik edukasi desa.
Suasana diskusi interaktif dalam Workshop Eko-Eduwisata di Desa Mulawarman. Kegiatan ini membahas strategi promosi wisata dan integrasi pertanian sebagai daya tarik edukasi desa.

Ia juga menyoroti potensi wisata alam desa, seperti Air Terjun Batu Belanda, yang belum tergarap optimal akibat aktivitas pertambangan.

“Kami berterima kasih kepada Yayasan Mitra Hijau. Pelatihan ini sesuai kebutuhan kami agar potensi yang ada bisa berkembang menjadi destinasi wisata mandiri,” tambahnya saat membuka kegiatan.

Sawah, Edukasi, dan Pemasaran Digital

Kegiatan berlanjut ke Desa Kerta Buana pada Selasa (23/9/2025), dengan fokus pada penguatan identitas desa yang dikenal sebagai sentra pertanian. Workshop menekankan pentingnya integrasi antara pertanian dan wisata edukatif agar desa tak hanya menjadi penghasil pangan, tetapi juga tujuan pembelajaran dan rekreasi.

Dosen Politeknik Negeri Samarinda, Muhammad Fauzan Noor, bersama Dicky E. Hindarto dari Yayasan Mitra Hijau, menjadi narasumber dalam sesi ini.

“Pariwisata adalah sektor yang tidak pernah mati. Kuncinya ada pada pengemasan: what to see, what to do, what to buy, what to learn. Desa Mulawarman dan Kerta Buana sudah punya semuanya. Tinggal promosinya,” kata Fauzan.

Diskusi berlangsung interaktif, membahas tantangan seperti pengelolaan sampah, pemasaran wisata, hingga manajemen destinasi yang berbasis komunitas.

Salah satu peserta, Sugiyono dari Desa Mulawarman, mempertanyakan efektivitas strategi pemasaran dengan melibatkan influencer.

Sejumlah peserta dari kelompok tani, karang taruna, dan komunitas desa mengikuti sesi pemaparan dalam workshop pengembangan pariwisata berbasis komunitas di Balai Desa Kerta Buana.
Sejumlah peserta dari kelompok tani, karang taruna, dan komunitas desa mengikuti sesi pemaparan dalam workshop pengembangan pariwisata berbasis komunitas di Balai Desa Kerta Buana.

Menanggapi hal itu, Dicky menjelaskan pentingnya pendekatan digital dan kolaboratif.

“Promosi kreatif di media sosial, program kunjungan (famtrip), dan kerja sama dengan influencer adalah langkah nyata agar desa makin dikenal,” terangnya.

Melalui workshop ini, YMH berharap Desa Mulawarman dan Kerta Buana dapat menjadi model pengembangan eko-eduwisata berbasis komunitas yang mendukung kemandirian desa sekaligus memperkuat kontribusi terhadap pembangunan rendah karbon dan berkelanjutan di Kaltim.

[TOS | ADV]



Berita Lainnya