Kaltim
Workshop Eko-Eduwisata untuk Dorong Desa Kembangkan Potensi Lokal dan Wisata Berkelanjutan
KUKAR, Kaltimtoday.co - Yayasan Mitra Hijau (YMH) bersama Universitas Mulawarman (Unmul) menyelenggarakan Workshop Eko-Eduwisata sebagai bagian dari upaya mendorong pengembangan potensi lokal berbasis pariwisata berkelanjutan. Kegiatan ini melibatkan perangkat desa, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), karang taruna, peternak, serta komunitas yang aktif dalam pembangunan desa.
Workshop pertama digelar di Desa Mulawarman, Senin (22/9/2025) dan dilangsungkan di balai desa setempat. Kepala Desa Mulawarman, Mulyono, menyampaikan bahwa mayoritas warga menggantungkan hidup dari pertanian dan peternakan sapi serta kambing yang dilepas di lahan puluhan hektare.
“Daging sapi dan kambing dari Mulawarman lebih unggul karena tidak dibesarkan di kandang. Produk kami bahkan sudah dipasarkan hingga Kota Bangun dan Samarinda,” ujar Mulyono.
Ia juga menyoroti potensi wisata alam desa, seperti Air Terjun Batu Belanda, yang belum tergarap optimal akibat aktivitas pertambangan.
“Kami berterima kasih kepada Yayasan Mitra Hijau. Pelatihan ini sesuai kebutuhan kami agar potensi yang ada bisa berkembang menjadi destinasi wisata mandiri,” tambahnya saat membuka kegiatan.
Sawah, Edukasi, dan Pemasaran Digital
Kegiatan berlanjut ke Desa Kerta Buana pada Selasa (23/9/2025), dengan fokus pada penguatan identitas desa yang dikenal sebagai sentra pertanian. Workshop menekankan pentingnya integrasi antara pertanian dan wisata edukatif agar desa tak hanya menjadi penghasil pangan, tetapi juga tujuan pembelajaran dan rekreasi.
Dosen Politeknik Negeri Samarinda, Muhammad Fauzan Noor, bersama Dicky E. Hindarto dari Yayasan Mitra Hijau, menjadi narasumber dalam sesi ini.
“Pariwisata adalah sektor yang tidak pernah mati. Kuncinya ada pada pengemasan: what to see, what to do, what to buy, what to learn. Desa Mulawarman dan Kerta Buana sudah punya semuanya. Tinggal promosinya,” kata Fauzan.
Diskusi berlangsung interaktif, membahas tantangan seperti pengelolaan sampah, pemasaran wisata, hingga manajemen destinasi yang berbasis komunitas.
Salah satu peserta, Sugiyono dari Desa Mulawarman, mempertanyakan efektivitas strategi pemasaran dengan melibatkan influencer.
Menanggapi hal itu, Dicky menjelaskan pentingnya pendekatan digital dan kolaboratif.
“Promosi kreatif di media sosial, program kunjungan (famtrip), dan kerja sama dengan influencer adalah langkah nyata agar desa makin dikenal,” terangnya.
Melalui workshop ini, YMH berharap Desa Mulawarman dan Kerta Buana dapat menjadi model pengembangan eko-eduwisata berbasis komunitas yang mendukung kemandirian desa sekaligus memperkuat kontribusi terhadap pembangunan rendah karbon dan berkelanjutan di Kaltim.
[TOS | ADV]
Related Posts
- BMKG Balikpapan Keluarkan Peringatan Dini Cuaca di Kaltim, Waspada Hujan dan Angin Kencang
- BMKG Rilis Prakiraan Curah Hujan Dasarian III September 2025 di Kalimantan Timur
- Uji Kompetensi 30 Pejabat Eselon II Pemprov Kaltim, Jadi Dasar Pertimbangan Rotasi Jabatan
- Kementerian ESDM Hentikan Sementara 190 Tambang Batu Bara, Jatam Kaltim: Hanya Drama Birokrasi, Rakyat Tetap Jadi Korban
- UMKM Pangan Kaltim Unjuk Gigi di Bazar "September Ceria" Garapan BBPOM Samarinda