Samarinda
Aksi Kamisan Kaltim: Kota Pusat Peradaban Tak Sejahterakan Guru
Kaltimtoday.co, Samarinda - Aksi Kamisan Kaltim kali ini melibatkan Forum Peduli Guru Samarinda. Sejumlah perwakilan guru berkumpul di depan Kantor Gubernur Kaltim, Kamis (6/10/2022). Beberapa di antara mereka mengungkapkan rasa kekecewaannya lewat orasi, puisi, dan penampilan akibat belum adanya titik terang terkait insentif bagi guru di Samarinda.
Koordinator Kegiatan Forum Peduli Guru Samarinda, Agus Muhammad Iqro turut merespons baik atas inisiatif Aksi Kamisan Kaltim yang mengundang pihaknya pada hari ini.
"Kami itu, intinya siapapun yang mengundang dan ikut pembahasannya terkait guru ini kami selalu welcome," ujarnya kepada Kaltimtoday.co.
Sebelumnya, ketika berdialog dengan perwakilan guru, Wali Kota Samarinda, Andi Harun ada menawarkan 5 perwakilan guru untuk ikut berangkat ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersama pemkot. Tujuannya untuk membahas lebih lanjut soal tunjangan para guru.
"Kalau berangkat ke sana, setuju tidak setuju. Saya berpikir, seandainya kami mengambil langkah ke sana, kalau kita-kita aja tanpa adanya otoritas yang memiliki pengaruh, sepertinya agak sulit. Dalam hal ini, saya berharap ada PGRI yang langsung mengawal masalah ini," lanjut pria yang akrab disapa Iqro itu.
Ditanya mengenai kepastian perwakilan guru yang datang ke Kemendagri, Iqro masih belum bisa memastikan. Namun, jika tawaran tersebut diambil, maka pihaknya memilih untuk berkomunikasi terlebih dahulu dengan pengurus PGRI yang ada di pusat.
"Kami melihat tawaran ke Kemendagri itu sebagai salah satu ikhtiar. Kalau potensi berhasilnya, itu 50:50 ya. Ini salah satu ikhtiar. Saya tidak bisa pastikan juga," bebernya.
Menurut Iqro pribadi, untuk kembali melibatkan gerakan massa yang cukup besar, sementara akan disetop dulu. Untuk saat ini, pendekatan-pendekatan persuasif lah yang bisa dilakukan.
"Sebelumnya kan kami sudah melakukan upaya-upaya persuasif. Tidak ada titik temu, makanya terjadilah aksi kemarin," bebernya.
Salah satu poin utama yang tengah diperjuangkan para guru ASN adalah diberikannya tunjangan penghasilan pegawai (TPP) bagi guru yang sudah mendapat tunjangan profesi guru (TPG). TPG diketahui memang berasal dari APBN. Kendati begitu, para guru tetap mengharapkan TPP yang asalnya dari APBD kota.
"Yang kami minta ini adalah tunjangan yang dialokasikan dari daerah. Kalau itu (TPG) adalah tunjangan yang melekat dan bersumber dari APBN," tambahnya.
Gerilyawan Aksi Kamisan Kaltim yang bertanggungjawab atas aksi tersebut, Al menjelaskan, aksi tersebut dilakukan karena dilatarbelakangi oleh keresahan terkait anehnya kebijakan pemkot soal insentif guru. Termasuk juga indikasi memecah belah barisan guru dengan framing dilatarbelakangi swasta. Padahal, banyak guru ASN yang juga tergabung ke dalam forum tersebut.
Ada beberapa sorotan mengenai kebijakan insentif ini. Pertama, dasar menjadikan Permendikbudristek Nomor 4/2022 untuk tidak memberikan insentif, misalnya untuk tidak memberikan insentif kepada penerima TPG. Padahal dalam aturan tersebut yang tidak diperbolehkan adalah tambahan penghasilan (tamsil) yang berasal dari APBN, sementara insentif adalah apresiasi yang berasal dari APBD.
Kedua, insentif untuk guru Kemenag yang diganti dengan hibah. Mekanisme hibah itu, ujarnya, beda dengan insentif yang dibayarkan rutin tiap triwulan. Menurutnya, itu perlu dibedah lagi apakah mekanismenya sudah sesuai untuk mengganti insentif yang selama ini dibayarkan kepada guru.
Ketiga, mengenai TPP yang tidak diberikan kepada guru ASN di Samarinda. Padahal berdasarkan Peraturan Mendagri No. 061 - 5449/2018 yang mengatur bahwa pemberian TPP itu berlaku menyeluruh bagi ASN. Namun yang jadi pertanyaan, mengapa Perwali Nomor 5/2021 itu justru menyebutkan bahwa ASN guru menjadi satu-satunya yang tidak menerima ASN di antara ASN lain.
"Kami ingin memberikan wadah kepada guru-guru ini untuk menyampaikan keluh kesah mereka. Di Aksi Kamisan hari ini bahkan kami juga memberikan ruang mereka untuk berkaraoke juga. Harapannya, mereka tetap bisa melawan dengan riang gembira," jelas Al.
Al juga menegaskan, semboyan yang selalu dibawa yakni "Merawat Ingatan Menolak Lupa" juga diharapkan tak pernah dilupakan. Yakni mengenai kebijakan pemerintah yang tidak menyejahterakan guru.
"Beberapa orang melupakan masa lalu, tapi kami belum tentu," tandasnya.
[YMD | RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.