Daerah

Banjir Rendam Wilayah Sekitar IKN di Sepaku, Ratusan Rumah dan Jiwa Terkena Dampak

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 29 November 2024 14:52
Banjir Rendam Wilayah Sekitar IKN di Sepaku, Ratusan Rumah dan Jiwa Terkena Dampak
Proses evakuasi oleh BPBD PPU yang dilakukan pada Kamis, (28/11/2024). (Pusdalops BPBD PPU)

Kaltimtoday.co, Penajam - Genangan air setinggi dada orang dewasa menyambangi permukiman masyarakat di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), bagian penting dari kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Banjir yang terjadi sejak Kamis (28/11/2024) dini hari, ini telah merendam 182 rumah di 15 RT di Desa Suka Raja dan Kelurahan Sepaku. Meski air mulai surut di beberapa titik, genangan tetap bertahan di sejumlah wilayah Kelurahan Sepaku.

Kepala BPBD Penajam Paser Utara (PPU), Muhammad Sukadi Kuncoro, menyebut banjir kali ini sebagai dampak dari kombinasi hujan deras yang berlangsung semalaman hingga Kamis pagi, serta pasang surut air laut yang mencapai puncaknya pada ketinggian 2,3 meter. 

"Kalau prediksi dari BMKG kan jelas hujan akan sampai bulan Januari 2025. Nah, saat ini pasang surut air itu sedang posisi besar atau tinggi. Hari ini posisi pasang surut itu ada di 2,5 meter," jelasnya kepada Kaltimtoday.co, Jumat, (29/11/2024).

Meski begitu, Sukadi menepis spekulasi bahwa luapan air yang menyebabkan banjir di Sepaku berasal dari Bendungan Sepaku Semoi, salah satu proyek vital di wilayah IKN. Menurutnya, banjir kali ini lebih dipengaruhi oleh fenomena alam.

"Enggak ada, pengaruh utamanya berasal dari pasang air laut tinggi kemudian hujannya cukup deras. Kan hujannya dua hari sudah di sana," ujarnya tegas. 

Pantauan udara BPBD PPU untuk melihat luasan dampak terhadap banjir yang terjadi di Sepaku. (Pusdalops BPBD PPU)

Sukadi menjelaskan, curah hujan yang tinggi selama dua hari berturut-turut, ditambah dengan kondisi pasang laut yang ekstrem, menjadi pemicu utama banjir yang meluas di kawasan itu.

Ia juga menyebut bahwa fenomena banjir tidak hanya terjadi di Sepaku, melainkan juga melanda daerah lain di Penajam dan sekitarnya. 

"Banjir itu kan ada di mana-mana enggak di Sepaku saja, kemarin di Kecamatan Penajam saja banjir karena memang curah hujan kita berdasarkan prediksi BMKG cukup tinggi untuk akhir tahun ini," jelas Sukadi.

Ratusan Jiwa Bertahan di Rumah yang Tergenang

Data BPBD menunjukkan Desa Suka Raja sebagai wilayah terdampak terparah dengan 144 kepala keluarga (KK) atau 479 jiwa yang rumahnya terendam air. Salah satu kawasan dengan dampak terbesar adalah RT 07, di mana 31 rumah dengan total 109 jiwa terkena banjir. 

Sementara itu, di Kelurahan Sepaku, 40 rumah dengan 203 jiwa juga masih dikepung genangan air. Meskipun demikian, Sukadi memastikan bahwa evakuasi telah dilakukan untuk barang-barang berharga milik warga. 

"Kemarin kalau yang diungsikan enggak banyak, hanya ada beberapa saja, sekitar 10 KK. Kita siapkan air minum dan air bersih, dan saya lihat juga sudah turun airnya," katanya.

BPBD telah mengerahkan delapan personel di lapangan untuk membantu warga dan memantau situasi. 

"Saat ini anggota kami ada delapan orang di sana. Personel BMKG ada di sana untuk melakukan pemantauan," ujarnya.

Fenomena Tahunan di Wilayah IKN

Sukadi menilai banjir yang melanda Sepaku sebagai fenomena tahunan yang sering terjadi di wilayah pesisir, terutama saat curah hujan tinggi. Namun, dengan status Sepaku sebagai bagian dari kawasan strategis IKN, bencana ini menjadi sorotan lebih besar.

"Ini kan fenomena tahunan, enggak usah jauh-jauh, kita nyebrang ke Kampung Baru (Balikpapan)-PPU cuaca kan berapa hari ini (airnya) naik di dermaga karena memang situasinya cukup tinggi," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa potensi banjir akan tetap ada selama curah hujan tinggi bersamaan dengan pasang air laut yang ekstrem. 

"Sepanjang pasang-surut air tidak ada hujan, enggak ada persoalan. Kalau hujan baru menjadi persoalan," tambahnya.

BMKG memprediksi curah hujan tinggi akan terus berlangsung hingga Januari 2025. Sukadi mengimbau warga, terutama yang tinggal di daerah rendah, untuk terus waspada. 

"Sepanjang tidak ada hujan yah tidak ada masalah, yang jadi persoalan pas pasang air laut itu tinggi dan hujan yah pasti banjir," pungkasnya.

Hingga Jumat sore, BPBD bersama tim gabungan terus memastikan distribusi logistik berjalan lancar di titik-titik terdampak. Proses pembersihan masih berlangsung di Desa Suka Raja, sementara pemantauan terus dilakukan di Kelurahan Sepaku.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya