Daerah

BKKBN Kaltim Terus Maksimalkan Kinerja Technial Assistant Satgas Stunting di Seluruh Kabupaten dan Kota

Yasmin Medina Anggia Putri — Kaltim Today 10 Juli 2023 18:08
BKKBN Kaltim Terus Maksimalkan Kinerja Technial Assistant Satgas Stunting di Seluruh Kabupaten dan Kota
Ilustrasi stunting pada bayi. (Getty Images)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim terus memaksimalkan kinerja technical assistant (TA) Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting (Satgas Stunting) di tiap kabupaten dan kota. 

Program Manager Bidang Program dan Kegiatan Satgas Stunting Kaltim, Dewi Astuti mengungkapkan, ada tujuh TA yang tersebar di 10 kabupaten dan kota se-Kaltim. Lalu ada dua kabupaten atau kota yang ditangani oleh satu TA, misalnya untuk Samarinda dan Bontang. 

"Untuk saat ini, 10 kabupaten dan kota semua TA-nya sudah terisi," ungkap Dewi. 

Terkait penanganan stunting di daerah, Dewi menyebut pihaknya terus mengedepankan koordinasi dengan sejumlah TA. Saat ini, penanganan stunting juga sudah lebih spesifik yang dibagi menjadi tujuh bidang. 

"Pertama itu ada bidang data, tim pendamping keluarga, Pemberian Makanan Tambahan (PMT), audit kasus stunting, mini lokakarya, konvergensi, dan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS)," lanjut Dewi. 

Untuk bidang data, Satgas Stunting Kaltim diminta mengumpulkan data terkait hasil penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan bayi di bawah usia dua tahun (baduta) dan bayi di bawah usia lima tahun (balita) di posyandu. Termasuk status kesehatan calon pengantin melalui aplikasi Elsimil. 

Lalu bidang tim pendamping keluarga, berarti diharuskan memberi pendampingan intensif kepada keluarga berisiko stunting. Sementara itu, PMT artinya makanan yang diolah, baik melalui anggaran desa atau dana stunting harus dipastikan masuk ke dalam mulut balita dan ibu hamil.

Sedangkan konvergensi, berarti menguatkan konvergensi ke semua dinas untuk ikut serta dalam mengentaskan stunting. Audit kasus stunting juga tak kalah penting. Sebab bertujuan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting agar kasus serupa bisa dicegah di kemudian hari. 

Selanjutnya ada mini lokakarya mengenai stunting yang dikemas dalam bentuk workshop dan bisa digelar sekali dalam satu bulan. Terakhir, upaya untuk mengajak semua pihak ikut mengambil peran sebagai BAAS. 

“BAAS itu lebih ke kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait, yang kira-kira peduli terhadap kasus stunting. Itu bisa dari CSR atau perusahaan," sambung Dewi. 

Dewi juga menegaskan, Satgas Stunting Kaltim terus meningkatkan komitmen dan kerja sama yang lebih solid dari sebelumnya. Hal ini bertujuan agar percepatan penurun stunting bisa lebih terarah dan fokus. 

"Kami terus berusaha untuk mencapai penurunan stunting sampai 14 persen. Kalau misalnya hanya menginginkan akhir tanpa melihat prosesnya, sulit juga. Jadi prosesnya ini yang kami benahi dulu," ujar Dewi. 

TA Satgas Stunting Kaltim untuk Samarinda dan Bontang, Istiqomah menambahkan bahwa, tugas TA adalah koordinasi, fasilitasi dan konsultasi hingga memastikan data-data terkait stunting bisa terintegrasi menjadi satu data. 

"Kalau konsultasi misalnya dengan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dan kegiatan-kegiatan penurunan stunting," tambah Istiqomah. 

TA juga terus berkoordinasi dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten dan kota sesuai tempatnya bertugas.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya