BPOM: Uji Klinis Vaksin TBC M72 Butuh Waktu Dua Tahun Sebelum Dipasarkan
Kaltimtoday.co - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, menyampaikan bahwa proses uji klinis vaksin tuberkulosis (TBC) M72 diperkirakan memakan waktu hingga dua tahun sebelum benar-benar siap dipasarkan untuk masyarakat.
Dalam keterangannya kepada wartawan di Kompleks DPR/MPR, Jumat (16/5/2025), Taruna menjelaskan bahwa uji klinis melibatkan serangkaian tahapan, mulai dari evaluasi para ahli hingga pengujian langsung terhadap masyarakat.
“Menurut hitungannya, uji coba ini akan dilakukan selama sekitar 24 bulan, dan sekarang sudah berjalan,” ujarnya.
Taruna memaparkan bahwa di Indonesia, uji klinis vaksin M72 akan melibatkan sekitar 2.000 partisipan. Data dari uji ini nantinya akan dikombinasikan dan disinkronkan dengan hasil uji klinis di negara lain, yang melibatkan hingga 18.000 partisipan.
“Karena itu, hasil dari Indonesia harus disinkronisasi dengan data dari negara lain. Di sini hanya 2.000 partisipan, sementara di luar negeri bisa mencapai 18.000 orang,” jelasnya.
Ia menambahkan, hasil uji klinis akan dikaji oleh Komite Nasional Evaluasi Obat, yang terdiri dari pakar-pakar vaksin untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksin sebelum diberikan izin edar.
“Ada komite nasional yang terdiri dari para ahli di bidang vaksin yang akan mengevaluasi keseluruhan proses uji klinis ini,” katanya.
Taruna juga menekankan pentingnya transparansi dalam proses pengujian. Hasil uji klinis vaksin TBC M72 akan dibuka untuk publik, termasuk jika ditemukan efek samping selama proses pengujian.
“Masyarakat bisa mengakses hasil uji klinis secara terbuka. Jika ada efek samping, itu juga harus diumumkan dengan jujur,” pungkasnya.
Untuk perkembangan terkini seputar uji vaksin TBC M72 dan isu kesehatan masyarakat lainnya, kunjungi pafigenjem.org.
Related Posts
- Kasus TBC di Palaran Melonjak, Pansus IV DPRD Samarinda Dorong Penanggulangan Tidak Bergantung ke Global Fund
- Pemkot Samarinda Percepat Pembahasan Raperda Penanggulangan TBC dan HIV/AIDS, Dinkes Dorong Kolaborasi Lintas Sektor
- Dinkes Kukar Tambah X-Ray Mobile dan TCM, Perkuat Deteksi Dini Kasus TBC
- Kasus TBC di Samarinda Masih Tinggi, Dinkes Fokus pada Deteksi Dini dan Edukasi Masyarakat
- DPRD Samarinda Inisiasi Raperda TBC dan HIV/AIDS, Fokus pada Pencegahan dan Perlindungan





