Advertorial

Budayawan Tolak Pembongkaran Jembatan Besi Tenggarong, Bupati Kukar Berikan Tanggapan

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 14 April 2025 04:24
Budayawan Tolak Pembongkaran Jembatan Besi Tenggarong, Bupati Kukar Berikan Tanggapan
Jembatan Besi di kawasan Kedaton Kesultanan Kukar, Tenggarong. (Jen/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Jembatan Besi yang berada di kawasan Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara (Kukar) rencananya akan dibongkar pada Selasa (15/4/2025) oleh PT Putra Nanggroe Aceh.

Rencana perobohan jembatan yang telah berdiri kokoh selama 87 tahun itu menuai penolakan dari sejumlah pihak. Alasannya, jembatan ini memiliki nilai sejarah yang kuat sejak masa kolonial Belanda dan menjadi bagian penting dari identitas kota Tenggarong.

Penggiat Budaya, Yuyun, salah satu pihak yang paling vokal menentang pembongkaran jembatan tersebut. Menurutnya, jembatan tersebut merupakan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).

“Cerita rakyat, fungsi sosial, dan nilai budaya juga bagian dari pelestarian. Tak semuanya bisa diadministrasikan,” ujarnya, saat ditemui, Jumat (11/4/2025).

Sayangnya, jembatan tersebut tidak memilik surat resmi terkait cagar budaya. Namun, ia menyarankan agar dibuat alternatif lain agar jembatan tersebut tetap terjaga sejarahnya.

Jembatan itu dulunya menjadi penghubung utama antarwilayah dari Kampung Panji ke Kampung Melayu, hingga ke kebun karet di Timbau yang dikelola Belanda.

“Seharusnya jangan dibongkar. Bangun jembatan baru di sebelah kiri atau kanannya saja untuk kendaraan berat. Yang lama bisa dijadikan jembatan pejalan kaki,” tegas Yuyun.

Nada serupa disampaikan Budayawan, Awang Rifani, yang mengaitkan keberadaan Jembatan Besi dengan sejarah sosial masyarakat Tenggarong. Jembatan itu dulunya menjadi penghubung utama antarwilayah dari Kampung Panji ke Kampung Melayu, hingga ke kebun karet di Timbau yang dikelola Belanda.

Oleh karena itu, ia mengatakan diperlukan adanya kajian lebih mendalam, meskipun dengan alasan pembongkaran maupun peremajaan jembatan tersebut.

“Kalau memang keropos, bisa diperkuat. Kalau butuh jalur baru, bangun di tempat lain. Tapi jangan hilangkan yang lama. Replika boleh, tapi cerita sejarahnya tetap beda,” katanya saat ditemui di Unikarta, Sabtu (12/4/2025).

Sementara itu, Bupati Kukar Edi Damansyah menyatakan bahwa rencana pembangunan ini merupakan bagian dari penataan kota Tenggarong. Menurutnya, usia jembatan yang sudah tua menjadi alasan utama peremajaan.

“Kami memahami ada yang pro dan kontra. Tapi pembangunan ini dilakukan untuk memperbaiki fasilitas publik dan menyesuaikan kebutuhan transportasi ke depan,” ucapnya, Minggu (13/4/2025)

Berdasarkan data dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), anggaran yang direncanakan untuk proyek peremajaan Jembatan Besi berasal dari APBD 2025, dengan nilai mencapai Rp 58,3 miliar.

Edi menegaskan bahwa berdasarkan catatan Dinas Kebudayaan, Jembatan Besi tidak termasuk dalam daftar resmi cagar budaya di Kukar. Kawasan budaya yang terdaftar adalah Gedung Wanita, Kedaton, Masjid Jami, Tugu Pancasila, dan Masjid Agung.

“Kami tetap menghargai sisi historisnya, tapi ini juga soal kepentingan umum,” tutupnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR]



Berita Lainnya