Kukar

Jadi Sosok Pengganti Terkuat Edi Damansyah di PSU Pilkada Kukar, Siapa Aulia Rahman Basri?

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 08 Maret 2025 23:08
Jadi Sosok Pengganti Terkuat Edi Damansyah di PSU Pilkada Kukar, Siapa Aulia Rahman Basri?
Aulia Rahman Basri bersama Rendi Solihin. Sosok Aulia santer diisukan sebagai kandidat kuat pengganti Edi Damansyah di PSU Pilkada Kukar. (Istimewa)

SAMARINDA, Kaltimtoday.co - Spekulasi mengenai calon pengganti Edi Damansyah dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kutai Kartanegara (Kukar) 2024 semakin menguat. Di tengah ketidakpastian politik pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK), nama Aulia Rahman Basri kian santer dibicarakan sebagai kandidat kuat.

Kemunculan Aulia dalam bursa calon bukan tanpa alasan. Latar belakangnya sebagai dokter, mantan Direktur RS Dayaku Raja Kota Bangun, hingga posisinya sebagai Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kukar dan Ketua Kadin Kukar menjadikannya figur potensial. Isu pencalonannya semakin menguat setelah fotonya mengurus Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) beredar luas di media sosial, yang merupakan salah satu syarat administratif calon kepala daerah.

Siapa Aulia Rahman Basri?

Lahir di Kota Bangun, 23 Agustus 1985, Aulia menempuh pendidikan di Universitas Hasanuddin hingga meraih gelar dokter. Ia kemudian melanjutkan studi pascasarjana di bidang Magister Administrasi Rumah Sakit. Selama menjabat sebagai Direktur RS Dayaku Raja, ia menggagas konsep rumah sakit tanpa kelas dan membangun rumah singgah pasien, yang sangat membantu masyarakat dari daerah terpencil.

Selain di dunia kesehatan, Aulia juga aktif di sektor bisnis dan politik. Posisinya di Kadin Kukar menunjukkan kepiawaiannya dalam manajemen dan ekonomi, sementara keterlibatannya di PDI Perjuangan menguatkan pengaruhnya dalam dunia politik lokal.

Jika resmi diusung, Aulia akan menghadapi persaingan ketat dalam PSU Pilkada Kukar. Meskipun pasangan Edi-Rendi menang dengan lebih dari 67 persen suara pada Pilkada 27 November 2024, dinamika politik pasca-putusan MK bisa berubah. Lawan politik seperti Dendi Suryadi-Alif Turiadi dan Awang Yacoub Luthman-Akhmad Zais tentu akan berupaya menarik suara pemilih yang belum menentukan sikap.

Namun, soliditas koalisi partai pengusung tetap menjadi faktor krusial. Ketua DPD Partai Gelora Kukar, Suriadi, menegaskan bahwa koalisinya tetap mendukung pasangan nomor urut 1. Sementara itu, dukungan dari Edi Damansyahdinilai akan menjadi kekuatan besar bagi Rendi Solihin dan pendampingnya dalam PSU mendatang.

Hingga kini, PDI Perjuangan belum mengumumkan secara resmi siapa yang akan mendampingi Rendi Solihin dalam PSU. Namun, nama Aulia Rahman Basri semakin diperhitungkan. Dengan pengalaman luas di bidang kesehatan, bisnis, dan politik, ia dianggap sebagai figur yang mampu melanjutkan visi-misi pemerintahan sebelumnya.

Seperti diketahui, pasca Mahkamah Konstitusi (MK) mendiskualifikasi Edi Damansyah dari pencalonan Pilkada, kini masyarakat masih menanti manuver politik yang akan dilakukan partai koalisi, khususnya soal sosok yang akan menggantikan Edi Damansyah. Pengganti tersebut akan mendampingi Calon Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin dalam pertarungan PSU Pilkada Kukar nantinya.

Nama-nama yang santer sebagai pengganti Edi Damansyah selain dr Aulia Rahman Basri, ada mantan Ketua DPRD Kukar Abdul Rasid, politikus dari Golkar Muhammad Husni Fahruddin, hingga Istri dari Edi Damansyah sendiri, Maslianawati.

Pengamat Politik dari Universitas Mulawarman, Syaiful Bachtiar memberikan pandangan terkait siapa sosok yang akan menggantikan Edi Damansyah nantinya. Menurutnya, partai pengusung punya hak otoritatif dalam mempertimbangkan hal tersebut.

"Ya jelas PDIP sebagai pengusung, ditambah partai lain seperti Gelora dan Demokrat, akan mencari siapa yang pantas mendampingi Rendi Solihin," kata Syaiful belum lama ini.

Ia meyakini, kriteria yang menjadi pertimbangan partai mengacu pada kader-kader terbaik, hingga orang-orang terdekat dari partai pengusung.

"Contohnya istri Edi Damansyah Maslianawati. Itu bisa jadi pertimbangan, karena masuk dalam orang-orang terdekatnya," sebutnya.

Tidak hanya itu, Syaiful juga memprediksi pengganti Edi Damansyah juga bisa dari kalangan birokrat serta orang-orang yang memiki rekam jejak dan kapasitas mempuni di dunia politik.

"Pertimbangan-pertimbangan bisa saja dilihat dari sisi ketokohan,kapasitas, juga rekam jejaknya," ungkapnya.

Di sisi lain, Jamal Amin selaku Dosen FISIP Universitas Mulawarman menyebut bahwa partai pengusung harus tepat dalam memilih sosok pengganti Edi Damansyah. Sebab, ini juga sebagai modal untuk memenangkan kontestasi politik dalam PSU Kukar dalam waktu dekat.

"Kalau pandangan saya, Muhammad Husni Fahruddin atau Ayub itu mempuni, lalu dia juga orang Kutai Kartanegara," ujar Jamal.

"Jadi milihnya jangan coba-coba. Paling tidak ketokohannya setara dengan Edi Damansyah, atau lebih dari itu," tambahnya.

Sebagai informasi, KPU Kukar bersiap menggelar Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang nantinya diperkirakan berlangsung pada 25 April 2025, sesuai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mendiskualifikasi salah satu pasangan calon dalam Pilkada Kukar 2024.

[TOS]



Berita Lainnya