Advertorial
Edi-Rendi Dapat Sambutan Hangat di Loa Janan dan Samboja Barat, Fokus pada Keberlanjutan
Kaltimtoday.co, Tenggarong - Pagi itu, di atas lapangan voli Loa Janan Ulu, sinar matahari menebar kehangatan, memantulkan kilau keemasan di antara warga yang mulai berkumpul.
Hiruk pikuk persiapan tampak sederhana namun khidmat, karena ini bukan hanya pertemuan biasa—ini adalah bagian dari kampanye pasangan petahana, Edi Damansyah dan Rendi Solihin, yang tengah berjuang untuk periode kedua di Pilkada Kutai Kartanegara 2024.
Para warga, sebagian besar mengenal Edi secara langsung, berdiri di bawah terik matahari dengan harapan dan keyakinan yang sama. Mereka tahu, kampanye ini lebih dari sekadar janji-janji; ini adalah panggung bagi pemimpin yang telah memberikan bukti nyata.
Di sudut lapangan, Bambang Setyono, seorang warga Loa Janan Ulu, berdiri tegap, menatap Edi yang berbicara di hadapan warga. Raut wajahnya serius namun penuh harap.
"Kami ingin keberlanjutan," ujar Bambang ketika ditemui usai acara.
"Program yang ada selama ini sudah sangat baik, terutama di bawah kepemimpinan Edi-Rendi. Dari sisi birokrasi, semua lebih lancar, dan yang terpenting, program-program itu sampai ke masyarakat," tambahnya.
Bambang bukan satu-satunya yang merasa demikian. Vinsinsia Chaunah, seorang kader Posyandu yang telah bertahun-tahun melayani warga secara sukarela, kini merasakan dampak langsung dari kebijakan Edi-Rendi.
“Dulu kami bekerja tanpa bantuan, sekarang pemerintah memberikan dukungan rutin. Saya benar-benar merasakan perubahan yang nyata,” ucapnya, dengan mata berbinar mengingat kembali betapa sulitnya dulu menjalankan tugas tanpa sokongan yang cukup.
Bagi Vinsinsia, kepemimpinan Edi-Rendi bukan hanya sekadar formalitas politik, tetapi sebuah hubungan erat antara pemerintah dan masyarakat yang saling menguatkan.
Di tengah kerumunan, suasana terasa akrab. Warga berbincang, tidak sekadar menunggu pemimpin mereka berpidato, tetapi berbagi kisah tentang apa yang telah mereka alami selama kepemimpinan Edi-Rendi. Kampanye ini bukanlah sebuah ajang yang penuh retorika politik berlebihan, melainkan ruang di mana cerita-cerita hidup mereka terhubung.
Edi, dengan gaya bicaranya yang tenang namun tegas, menjawab langsung pertanyaan warga, sesekali mengangguk, memberikan senyum hangat yang menenangkan mereka yang mengeluhkan persoalan lokal.
"Pak Edi dan Pak Rendi ini orangnya merakyat," kata Musrika, salah satu warga yang dengan tegas menyerukan dukungannya.
"Mereka selalu datang ke desa, mendengarkan keluh kesah kami. Tanggal 27 November nanti, kita harus ke TPS, kita coblos nomor 1!" serunya lantang, diikuti oleh anggukan dan tawa ringan dari beberapa warga lain yang berdiri di dekatnya.
Sementara itu, di sisi lain Kabupaten Kutai Kartanegara, tepatnya di Desa Sungai Merdeka, Kecamatan Samboja Barat, Rendi Solihin menggelar kampanye yang serupa. Di kawasan workshop warga yang disulap jadi arena kampanye, Rendi berbicara tentang pencapaian dan janji untuk periode kedua.
Di sini, dialog antara pemimpin dan warga terasa semakin personal. Nur Choirisyam, salah seorang warga setempat, merasa bahwa Rendi telah membawa perubahan besar bagi desanya.
“Dulu kami harus patungan untuk acara-acara desa, sekarang pemerintah sudah menanggung semua itu. Pembangunan bukan hanya soal fisik, tapi juga soal pemberdayaan masyarakat,” ungkap Nur, dengan nada penuh syukur.
Kehadiran Edi dan Rendi dalam kehidupan masyarakat terasa bukan sekadar sebagai pemimpin yang jauh di balik meja kekuasaan, melainkan sebagai figur yang merangkul, memahami, dan menyatu dengan denyut nadi desa-desa di Kutai Kartanegara. Program-program yang mereka gagas tidak hanya terhenti di tingkat birokrasi, tapi benar-benar menyentuh masyarakat hingga ke pelosok, dari pembangunan infrastruktur hingga peningkatan kesejahteraan sosial.
Kampanye dialogis ini tak ubahnya cermin dari cara kepemimpinan mereka—terbuka, hangat, dan penuh kesederhanaan. Bagi banyak warga, terutama mereka yang sudah merasakan langsung manfaat dari program-program pemerintah, keberlanjutan adalah kata kunci. Harapan mereka jelas: agar kepemimpinan Edi-Rendi dapat terus membawa perubahan positif bagi kehidupan mereka.
Dengan waktu yang terus berjalan menuju hari pemungutan suara pada 27 November 2024, suasana semakin terasa menegangkan sekaligus penuh harap. Bagi para pendukung, seperti Bambang, Vinsinsia, Musrika, dan Nur, Edi Damansyah dan Rendi Solihin adalah lebih dari sekadar pilihan politik; mereka adalah pemimpin yang telah terbukti memberi solusi nyata, membangun dari bawah, dan merawat kehidupan masyarakat dengan penuh kepedulian.
[RWT | ADV]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Rendi Solihin Pukau Generasi Milenial dan Gen Z di Kampanye Temu Tawa
- KPU Kukar Tegaskan Batas Maksimal Dana Kampanye Pilkada 2024 Sebesar Rp 44,95 Miliar
- Warga Lamin Datuq Dukung Edi-Rendi, Buah Pembangunan Nyata di Pedalaman
- Edi Damansyah Siapkan Program Umrah dan Pendidikan Gratis, Berobat Cukup Bawa KTP
- Relawan Sapta Manunggal Siap Gerakkan Ribuan Anggota untuk Dukung Edi Damansyah-Rendi Solihin di Pilkada Kukar